Find Us On Social Media :

Gisel Gugat Cerai Gading: Pikirlah Seratus Bahkan Seribu Kali Sebelum Memutuskan untuk Bercerai

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 22 November 2018 | 13:00 WIB

“Tapi jika diringkas, sebetulnya penyebab utama perceraian, berdasarkan pengamatan saya, tak jauh-jauh  dari persoalan uang dan seks,” kata Latief Nasution, konsultan hukum keluarga yang sudah sembilan tahun mengkhususkan diri sebagai pengacara perceraian di Jakarta.

Baca Juga : Mengapa Tagar Save Gempi Ramai? Karena Anak Memang Korban Terbesar Perceraian

Ya, uang dan seks, dua kata yang sering menjadi sumber bencana di mana-mana.

Latief menggambarkan, sekitar 55% alasan cerai kliennya adalah masalah ekonomi. Lebih spesifik lagi, umumnya istri bekerja sementara suami tidak bekerja atau berpenghasilan lebih rendah.

“Mungkin istri pulang kerja, capek, lihat suaminya enggak ngapa-ngapain, cekcok, lalu suami main kasar,” kata Latief memberi contoh. Sekitar 35% lainnya karena masalah perselingkuhan.

“Mungkin suami punya banyak duit, tidak puas dengan istrinya, lalu mencoba-coba ’jajan’ di luar, kurang tantangan, lalu affair,” ia melanjutkan.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ini 6 Cara Terbaik Bicarakan Masalah Cerai Kepada Anak

Sisanya faktor lain-lain, seperti suami sakit, istri mandul, masalah kepribadian, dan sebagainya. “Tapi masalah-masalah lain ini biasanya hanya merupakan buntut. Masalah utamanya tetap uang dan seks,” katanya.

Latief mengaku, 99% klien perempuan yang datang kepadanya adalah pekerja. Mereka berpenghasilan dan mandiri, tidak tergantung sepenuhnya pada suami.

“Selama sembilan tahun praktik, saya hanya pernah menjumpai dua orang yang seratus persen menjadi ibu rumah tangga,” katanya.

Pengamatan Latief mungkin tidak bisa digunakan untuk generalisasi lebih luas karena kliennya kebanyakan berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas di kota besar macam Jabodetabek.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Siapa yang Lebih Berhak Atas Hak Asuh Anak Setelah Perceraian di Mata Hukum?