Penulis
Intisari-online.com - Mulai awal tahun 2018 sebanyak 24 unit jet tempur F-16 C/D 52 ID yang merupakan hibah dari AS telah diterima semua oleh TNI AU.
Dengan penambahan 24 F-16 yang mendapat julukan Elang Petarung (Fighting Falcon) itu maka kekuatan udara (air power) TNI AU pun bagaikan burung elang yang siap menyergap mangsanya.
Kendati merupakan pesawat hibah dan sebelumnya telah digunakan oleh AU AS (USAF) , semua pesawat F-16 C/D 52 ID tetap berkulitas.
Sebelumnya F-16 C/D tersimpan dengan baik di kawasan gurun Davis Monthan AFB/AMARG (Aerospace Maintenance & Regeration Group) yang beriklim sangat kering.
BACA JUGA:Hebat! Pilot Tempur Indonesia Ternyata Nyaris Tembak Jatuh Jet Tempur Australia
Iklim kering seperti itu sangat ideal untuk tempat penyimpanan pesawat-pesawat USAF yang sudah tidak operasional lagi yang kemudian dijadwalkan untuk dijual atau dihibahkan.
Dalam kondisi iklim seperti itu semua F-16 C/D dijamin tidak mengalami kerusakan sedikit pun.
Selain itu, sistem up grade yang diterapkan pada F-16 C/D Block 50/52 membuat jet tempur ini memiliki daya dorong lebih besar dan mampu membawa persenjataan lebih banyak dan beragam.
Sehingga benar-benar menjadi pesawat tempur paling mematikan.
Untuk penerbangan jarak jauh, F-16 C/D Block 50/52 juga dilengkapi conformal fuel tank di punggungnya dan drop tank yang bisa memuat 600 gallon bahan bakar.
BACA JUGA:Misteri Hubungan Bung Karno Dengan Ibu Terkasihnya
Sementara untuk keperluan duel di udara (dogfight), F-16 C/D Block 50/52, dilengkapi rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T standar NATO dan rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C.
Persenjataan lainnya yang sangat diperlukan ketika dogfight dalam jarak dekat adalah kanon kaliber 20 mm yang mampu menyemburkan ratusan peluru dalam hitungan detik.
Sedangkan untuk keperluan penghancuran sasaran di darat dan permukaan air, F-16 dilengkapi bom standar MK 81/82/83/84, bom pemandu laser, rudal AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon yang merupakan rudal antikapal perang,
Senjata lainnya lagi adalah rudal AGM-88 HARM antiradar, sistem komunikasi tanpa suara, pemandu sasaran (targeting pod) untuk operasi tempur malam hari, dan lainnya.
Semua F-16 C/D 52 ID saat ini terwadahi dalam komando tempur (order of battle) Skadron Udara 16 "Ksatria Langit" yang berbasis di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Skadron Udara 16 yang belum lama berdiri ini diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada 3 Desember 2014.
Para pilot tempur Skadron Udara 16 memiliki callsign "Rydder", sedangkan groundcrew -nya memiliki callsign "Rubicon".
Tugas para Rubicon adalah menyiapkan jet-jet tempur F-16 yang akan diterbangkan para Rydder mulai dari proses perawatan pesawat, pemasangan persenjataan, proses take off dan landing pesawat.
BACA JUGA:Mulai Sekarang, Berhentilah Makan Nasi Sisa Kemarin! Ini Alasannya