Advertorial

Afterburner, Teknologi yang Membuat Jet Tempur Melesat Namun Tabu Diterapkan Pada Pesawat Komersil

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com - Afterburner disingkat AB atau ada yang menyebut reheat adalah pembakaran ulang setelah udara melewati turbin dalam satu sistem pembakaran mesin pesawat jet.

Pembakaran ulang ini dimaksud untuk menambah daya dorong agar diperoleh gaya kinetik yang besar selain tenaga yang dihasilkan mesin jet itu sendiri.

Saat AB diaktifkan maka sisa oksigen akan dibakar lagi sehingga gaya kinetik mesin menjadi bertambah.

Sebagai contoh mesin pesawatJ-85C yang digunakan F-5E/F kita mempunyai gaya dorong maksimum (mil Power) sebesar 3.225 Lbs bila dengan AB Power maka akan menjadi 4.000 Lbs setiap mesinnya.

(Baca juga: Wanita Ini Usir Anak dan Menantunya yang Baru Menikah, Tapi Malah Disebut Mertua Idaman. Kok, Bisa?)

Namun demikian gaya dorong yang besar tadi juga akan memakan bahan bakar sebanyak tiga kali lipat.

Untuk itu AB hanya akan digunakan pada saat yang penting saja yaitu saat tinggal landas dan kombat, itupun masih dibatasi dengan waktu.

Umumnya AB hanya digunakan selama beberapa detik saja, selain boros juga ada batasan teknis soal tingginya temperatur.

Tingginya temperatur ini dapat kita lihat saat pesawat yang dilengkapi dengan AB tinggal landas (pada waktu malam hari) akan terlihat lidah api panjang pada ekornya.

Dalam beberapa kasus lidah api ini akan terlihat seperti terpotong-potong.

Sesuai bahasa teknisnya disebut shock-diamonds atau shock waves akibat perbedaan suhu dan tekanan yang sangat ekstrem dengan udara luar.

Sebagai tambahan pengetahuan, AB pertama kali diaplikasikan pada pesawat Inggris jenis Miles M-52 dengan mesin jenis Power Jet W-2/700 di awal PD II.

Proyek kontroversial ini merupakan pikiran maju saat itu.

(Baca juga: Bikin Ngakak! Editan Photoshop Terhadap Pasangan Ini Sungguh Kelewat Batas!)

Yakni, upaya penambah tenaga pada mesin jet, sedang pada mesin piston telah ditemukan jalannya yaitu dengan alat yang disebut supercharger.

Dengan konsep yang sederhana yaitu dengan memberi tambahan bahan bakar (bertekanan) pada exhaust maka akan didapat tambahan tenaga yang sangat berarti.

Penemuan ini terus dikembangkan agar terjadi efisiensi dan tingkat keamanan tinggi sebelum dilakukan pada pesawat lain.

Namun langkah sangat revolusioner saat mesin Westinghouse J46 dengan gaya dorong 6.000 Lbs setara dengan 27 kN dipasang pada pesawat Chance Vought F7V-3 Cutlass.

Jenis pesawat US Navy yang sangat dibanggakan pasca PD II merupakan pesawat yang mampu melesat melebihi kecepatan suara.

Kala itu memang ada beberapa pesawat yang dapat terbang melebihi kecepatan suar a namun pesawat harus ditukikkan secara ekstrem seperti jenis F-86 Sabre.

Memang AB hanya dipakai pada pesawat militer, berdasar tuntutan operasional tanpa memperhitungkan efisiensi.

Untuk pemakaian AB di pesawat komersil termasuk ‘’tabu’’ karena tidak efesien dari sisi ekonomi.

Namun, ada beberapa pesawat komersial misal TU-144 dan Concorde yang memakai peralatan AB hanya digunakan saat tinggal landas atau saat masuk dalam transonic layer.

Selebihnya tidak karena sangat boros bahan bakar. Sedang pada masa kini dengan kemajuan teknologi sudah dapat diciptakan mesin pesawat yang tanpa kelengkapan AB .

Namun, pesawat sudah bisa terbang melebihi kecepatan suara. Pesawat jenis ini disebut supercruise yaitu JSF F-35 darn F-22 Raptor, jenis pesawat tempur Generasi ke-5.

(Baca juga: Saking Terisolasinya, Keluarga yang Tinggal di Wilayah Ini Tidak Tahu Jika Pernah Terjadi Perang Dunia II)

Artikel Terkait