Advertorial

TNI AU Siapkan Bom Pintar Produk Sendiri untuk Mempersenjatai Jet Tempur F-16 C/D Hibah dari AS yang Baru Datang

Moh Habib Asyhad

Editor

Datangnya F-16 C/D yang bisa untuk membentuk 2 skadron itu langsung membuat sibuk Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau).
Datangnya F-16 C/D yang bisa untuk membentuk 2 skadron itu langsung membuat sibuk Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau).

Intisari-Online.com -Sebanyak 24 unit jet tempur F-16 C/D 52ID dari Amerika Serikat akhirnya sudah tiba semua di awal tahun 2018 ini.

Datangnya F-16 C/D yang bisa untuk membentuk 2 skadron itu langsung membuat sibuk Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau).

Bagaimanapun juga, Dislitbangau harus memproduksi banyak bom untuk mempersenjatainya.

Sejumlah bom hasil penelitian dan pengembangan Dislitbangau seperti BTN-100 dan BT-500 memang telah sukses diuji coba dan mendapat sertifikasi serta siap digunakan oleh F-16 C/D.

Pada Juni 2014, sejumlah persenjataan berupa Bom Tajam (BTN)-100, BT-200 dan BT-500, sukses diuji coba di kawasan Lanud Iswahyudi, Madiun, dan Air Shooting Range (ASR) di Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.

(Baca juga:Kesulitan Perbaiki Jet Tempur Kiriman Isreal, Para Teknisi TNI AU Terpaksa Gunakan Kepala Kerbau)

Uji bom berlangsung dua tahap yaitu pengujian statis dan pelepasan bom.

Uji coba secara statis baru bisa dikatakan berhasil jika bom yang dipasang di sayap pesawat stabil dan bisa dijatuhkan dengan landasan yang diberi bantalan berupa kasur berlangsung stabil dan aman.

Sedangkan uji coba pelepasan bom menggunakan pesawat Sukhoi Su-27/30 dan F-16 itu dapat berjalan secara sempurna karena bisa menyasar ke parameter yang telah ditentukan.

Alat-alat penguji ledakan bom yang digunakan untuk menganalisis berbagai kemampuan bom juga berfungsi secara maksimal.

Salah satu yang menjadi parameter pengujian adalah kecepatan bom, akurasi bom terhadap sasaran, daya dan jangkauan ledakan, bentuk serpihan bom, dan sebagainya.

Untuk memasuki proses produksi bom secara massal, perusahaan terkait ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan jumlah bom yang harus diproduksi juga harus sesuai permintaan Kemhan.

(Baca juga:Tragis! Dikira Meninggal Wanita Ini Dikubur Hidup-hidup 11 Hari dan Menggedor-gedor Peti Matinya)

Setelah sukses mengembangkan bom BT-500 hingga memasuki tahap produksi secara massal, saat ini Dislitbangau juga masih berusaha keras menciptakan bom pintar (smart bomb).

Jenis bom berdaya ledak besar yang dalam proses kerjanya setelah dijatuhkan dari pesawat bisa menghantam sasaran secara akurat berkat alat pemandu.

Sesuai dengan proses penelitian dan pengembangan smart bomb, Dislitbangau sebenarnya sudah harus memasuki tahap uji coba baik secara statis maupun pelepasan (release).

Dalam berbagai pameran persenjataan dalam negeri, smart bomb Dislitbangau bahkan sudah sering dipamerkan dan menjadi perhatian khusus para pengunjung dari kalangan militer.

Dislitbangau memang masih menghadapi kendala untuk menguji smart bombkarena belum memiliki perangkat untuk mengujinya.

Jika sudah ada Dislitbangau siap melakukan uji coba hingga smart bomb segera siap operasional.

(Baca juga:Berat Badannya Tak Terkendali, Wanita Ini akan Ambil Kesempatan Terakhir Demi Selamatkan Hidupnya)

Artikel Terkait