Find Us On Social Media :

Erwin Rommel, Jenderal Kesayangan Hitler yang Pilih Bunuh Diri Ketika Hitler Menuduhnya Pengkhianat

By Ade Sulaeman, Kamis, 18 Januari 2018 | 17:30 WIB

Begitu sembuh Hitler langsung memberinya tugas sebagai komandan grup B AD Jerman (Army Group B).

Jabatan ini berada di bawah otoritas salah satu jenderal besar Nazi, Von Rundstedt.

Tanggung jawab Rommel adalah mengurus pertahanan di wilayah Perancis dalam menghadapi kemungkinan serbuan Sekutu.

Pada intinya Rommel diserahi tugas mengurus sistem pertahanan Nazi yang diberi label Atlantic Wall.

Pada akhirnya Sekutu memang berhasil menggelar pendaratan di Pantai Normandia, 6 Juni 1944.

Enam minggu setelah pendaratan, 17 Juli 1944, tanpa disangka kendaraan yang ditumpangi Rommel mendapat serangan dari pesawat pemburu sekutu. Akibat serangan itu ia terluka cukup parah.

Ironisnya, dalam kondisi masih dalam taraf penyembuhan, Hitler malah menuduh Rommel terlibat dalam persekongkolan pembunuhan Hitler.

Sang Fuhrer pun pada akhirnya menjatuhkan dua pilihan hukuman berat kepada Rommel yang sudah dianggap telah berkhianat itu.

Pertama, bunuh diri dan kedua, dipermalukan di depan publik. Rommel memilih jalan pertama.

Tubuh jagoan perang ini terbujur kaku setelah racun sianida menjalar ke seluruh organnya.

Sebagai imbalan, Hitler menobatkan Rommel sebagai pahlawan dan mendapat upacara penguburan seperti layaknya seorang pahlawan.

Secara aktif sebenarnya, Erwin Rommel tak pernah terlibat langsung dengan persekongkolan itu.

Tapi ia memang sempat mendengar bakal terjadi upaya pembunuhan terhadap Hitler dan info itu tak pernah disampaikan ke Hitler.

(Baca juga: (Foto) Kisah Memilukan dari Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Everest)