Find Us On Social Media :

Ternyata, Ada Pesan Tersirat dari Kemasan Mi Instan. Bisa Bikin Mi Instan Jadi Lebih Sehat, Lo!

By Ade Sulaeman, Jumat, 12 Januari 2018 | 15:15 WIB

Kandungan lain mi instan tidak boleh dilupakan adalah zat-zat aditif (tambahan) seperti pengawet, pewarna, perasa, pengental, dan sejenisnya.

Bahan-bahan tambahan ini harus kita waspadai. Jika terlalu banyak dikonsumsi, bahan-bahan ini mungkin saja mendatangkan efek buruk seperti gangguan sistem saraf, sistem pencernaan, bahkan tumor.

Pada anak-anak, bisa menyebabkan gangguan berkurangnya atensi serta hiperaktivitas (attention deficit and hyperactivity disorder, ADHD).

Salah satu cara mengurangi efek buruk dari kandungan natrium dan bahan-bahan tambahan ini adalah merebus mi instan lalu meniriskannya (membuang air rebusannya).

Di warung-warung makan, mi instan biasa disajikan dengan cara seperti ini. Mi yang sudah direbus dihidangkan dengan air yang baru.

Selain menambah nikmat, kebiasaan baik ini juga bisa mengurangi kadar natrium, pengawet, pewarna, pengental, dan bahan-bahan tambahan lainnya.

Namun, di sebagian warung kadang penjual punya kebiasaan buruk.

Mi yang sudah direbus dihidangan dengan tambahan bumbu penyedap rasa. Cara ini justru akan menambah kandungan natrium.

Sebagian orang memasak mi instan dengan tambahan kuah dari kaldu rebusan lemak sapi.

Cara ini mungkin bisa menambah kelezatannya. Tapi yang tidak boleh dilupakan, kuah kaldu akan menambah kandungan lemak yang tidak bersahabat bagi penderita kadar kolesterol tinggi.

Satu kemasan mi instan saja sudah mengandung lemak sekitar 15 – 18 g. Jumlah ini setara dengan hampir sepertiga dari kebutuhan lemak harian kita.

Kandungan lemak dan bahan-bahan di dalam tiap merek mi instan mungkin berbeda.

Sebagai konsumen, sebaiknya membiasakan diri memperhatikan keterangan di kemasannya.

(Dokter Mohammad Caesario, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Mei 2012)

(Baca juga: (Foto) Suhu Anjlok Drastis, Rambut Bocah Ini Membeku, Bahkan Tangannya 'Retak')