Find Us On Social Media :

Kenapa Perang Kimia Begitu Ditakui dan Dibuat Kesepakatan Internasionalnya Segala?

By Moh Habib Asyhad, Senin, 27 November 2017 | 16:00 WIB

Itulah sebabnya, tentara yang menghadapi senjata kimia kemudian dilengkapi dengan masker dan baju pelindung yang kedap gas.

Walaupun begitu, bagaimana kalau bajunya koyak terserempet peluru, misalnya, lalu bocor kemasukan gas?

Kalau yang ditembakkan itu memang benar gas mostar, kulit korban yang terkena cepat-cepat dicuci dengan larutan natriumhipokhlorit yang dijual di toko P & D (atau M & M) sebagai bleaching powder. Ini bisa melumpuhkan kerja khlorsulfida dalam gas mostar itu.

(Baca juga: 5 Senjata Kimia Paling Mematikan Sepanjang Sejarah, Sudah Makan Banyak Korban Jiwa Tak Berdosa)

Apa tandanya ada gas mostar?

Asap yang timbul sesudah granat atau peluru diledakkan berbau manis yang memuakkan. Dari jauh sudah menusuk, membuat gatal kulit.

Akan tetapi, bagaimana kalau gas itu sudah terlanjur terhirup lalu masuk ke paru-paru, karena meledaknya pas dekat korban?

Ia harus cepat dipindahkan ke tempat lain yang udaranya segar di belakang garis depan.

Begitu ia terlihat susah bernapas, segera diberi napas buatan dari mulut ke mulut. Kalau ada oksigen, memang boleh diberikan dari tabung, tapi ini hanya kalau ada tenaga kesehatan yang terlatih saja.

Pemberian napas buatan dilakukan terus, sampai sudah dipandang cukup oleh dokter tentara lapangan.

Mereka yang selamat terhindar dari elmaut, masih akan terus menderita bronkhitis menahun atau kanker paru-paru, dalam masa pensiunnya sebagai veteran perang.