Find Us On Social Media :

Selain Dipercaya Bikin Awet Muda, Air Bekas Cucian Kereta Kencana juga Diklaim Bisa Lacak Orang

By Ade Sulaeman, Sabtu, 25 November 2017 | 17:00 WIB

Ketiga kereta yang sudah dimuseumkan ini tidak pernah digunakan lagi. Di dekat kereta-kereta ini juga dipajang, di dalam lemari kaca, baju para sais kereta, berwarna biru dan merah dengan hiasan benang-benang keemasan di dada dan lengannya. Di lemari itu disimpan topi dan  perlengkapan sais lainnya.

Mobil kuno masuk gudang

Di gudang keraton, disimpan dalam dua ruangan,  dua belas kereta lain dan satu mobil Fiat kuno keluaran tahun 1907. Fiat buatan Italia ini dinamakan Kjahi Wimonosoro. Bentuknya antik, keempat rodanya dari besi tanpa ban. Dua buah lampu bulat besar terdapat di depannya.

Kapnya yang dapat diturunkan, hanya menutupi setengah bagian belakang mobil. Tongkat persenelingnya terletak di luar, di samping kanan pengemudinya.

Sedang dua belas kereta lainnya mempunyai bentuk bermacam-macam dan fungsinya pun dulu Iain-lain. Misalnya kereta Maraseba, yang katanya berasal dari Prancis, dulu merupakan kendaraan Patih Dalam Paku Buwono X, Djojonagoro, bila hendak masuk ke keraton.

Maraseba ini berwarna merah tua dan mengkilap, tapi tanpa hiasan, hanya berupa kaca. Kereta Retno Pambagjo dipakai untuk menjemput tamu keraton. Retno Sewoko, yang juga dari Prancis, dipakai untuk membawa para pangeran keraton pesiar.

Manikoemolo adalah kereta yang dipakai untuk mengangkut pengantin putri bila ada upacara perkawinan di keraton. Di pojok ruangan ada tiga kereta serupa bentuknya, yang bila dibandingkan dengan kereta lainnya kalah bagus, dulunya adalah kendaraan untuk selir-selir jika ingin jalan-jalan.

Dari semuanya yang paling bagus dan paling dihormati adalah Garuda Kencana. Kereta ini dianggap keramat dan dimandikan setiap tanggal 31 Agustus, menurut petugas yang merawatnya.

Konon kereta ini dibeli oleh Paku Buwono VII. Dari semua kereta di gudang itu hanya Garuda Kencana ini yang diberi sesaji dan disembah dulu oleh si petugas dan minta izin setiap hendak disentuhnya.

Di puncak atapnya, ada makota emas, yang diletakkan di atas bantalan merah. Seluruh tubuhnya penuh hiasan berukir, sampai ke roda-rodanya. Di samping tempat sais di depan, di belakangnya pun disediakan tempat duduk pengawal.

Di tiang lampunya melilit ular berkepala naga dengan lidah terjulur. Di atas lampu itu ada makota kecil. Di langit-langitnya ada gambar lambang Paku Buwono. Kecuali bantal tempat duduknya yang sudah sedikit rusak, secara keseluruhan kereta ini masih bagus.

Garuda Kencana dipakai oleh raja untuk upacara-upacara resmi.