(Baca juga: ‘Selangkah Lagi akan Diserang Korut’, Direktur CIA Minta Donald Trump Segera Ambil ‘Tindakan Nyata’)
Kami anggap upaya merekrut agen dari Blok Timur selama Perang Dingin ini akan menghabiskan waktu dan tenaga saja. Sebagai gantinya kami mengalihkan perhatian dengan mendekati orang-orang yang sering berhubungan dengan para perwira Sovyet atau negara-negara Blok Timur.
Kebetulan di bulan November 1968, saya berkenalan dengan pasutri Wladyslaw dan Irina Adamski, karyawan Konsulat Jenderal Polandia di Istambul. Saat itu saya berada di sebuah feri yang sedang melayari Selat Bosporus, dari Yalova kawasan Turki yang masuk daratan Asia ke Sirkeci yang termasuk daratan Eropa.
Wladyslaw atau yang kerap dipanggil Slava ini adalah lelaki tampan yang fasih berbahasa Inggris dan Turki. Sementara sang istri, Irina, cukup cantik meski mode pakaiannya kuno seperti layaknyawanita Eropa Timur.
Dua anak mereka yang masih kecil ditinggal di Polandia. Ini sesuai dengan kebijakan intelijen negara Eropa Timur. Para diplomatnya hanya diizinkan berkumpul dengan keluarganya dua kali setahun selama liburan.
Artinya, anak-anak tersebut dijadikan semacam "sandera" untuk konduite orang tuanya selama bertugas di luar negeri. Sebagai pegawai urusan perdagangan mereka sering bepergian. Meskipun begitu karena tinggal di apartemen kompleks konsulat, setiap kepergian mereka pasti diketahui atasannya.
Pembicaraan di atas feri itu berlangsung ramah dan hangat. Kami saling bertukar kartu nama. Saya mencoba mengundang makan malam di akhir minggu kepada pasutri tersebut. Seperti dugaan saya, rupanya butuh izin dari atasannya.
Bagi saya, ini merupakan uji coba. Bila mereka menerima tawaran saya bisa jadi Adamski adalah agen rahasia atau atasannya justru sengaja mengumpankan pasutri ini sebagai agen ganda.
Kemungkinan lain, Slava akan bertindak untung-untungan. Memenuhi undangan saya tanpa izin, dan ini yang saya harapkan. Tapi beranikah Adamski; karena langkah ini berisiko tinggi bagi keselamatannya?
(Baca juga: Apes, Gara-gara Tak Mahir Manjat Pohon, Agen CIA Ini Ditangkap Militer Indonesia)