Find Us On Social Media :

Marita Lorenz, Mata-mata Jerman yang Menjadi Pacar Castro

By Moh Habib Asyhad, Senin, 23 Oktober 2017 | 09:00 WIB

(Fiorini kemudian menjadi terkenal, atau tercemar, karena di bawah nama Frank Sturgis termasuk di antara pencuri-pencuri yang atas perintah Presiden Nixon masuk ke kantor pusat partai Demokrat di Hotel "Watergate" dan tertangkap.)

Fiorini memanfaatkan kebingungan saya dengan tenang." Karena puteri nakhoda itu tambah benci kepada Castro, Fiorini membujuk dia untuk ikut menjadi mata-mata.

Marita disuruh membuat kopi dari naskah-naskah, meneruskan pembicaraan Castro dengan tamu-tamu luar negeri dan mendengarkan pembicaraan-pembicaraannya lewat tilpon.

Dalam kamarnya dokumen-dokumen berserakan. Kontrak-kontrak ditaruh di lantai, laporan dinas rahasia di bak cuci dan akta-akta di almari pakaian. Di antaranya masih ada uang, pistol dan rencana-rencana.

"Saya mengambil kertas-kertas yang rasanya penting. Lalu saya berikan kepada Fiorini. Saya memang ketakutan setengah mati, tetapi Fidel rupanya tidak merasa kehilangan apa-apa."

Disembunyikan di Miami

Fase pertama mata-mata itu berakhir ketika Marita sakit hebat, dan tidak tahan tinggal dalam kamar Castro lagi.

Fiorini-lah yang mengantarnya ke pesawat terbang untuk kembali ke New York. Marita Lorenz telah bekerja dengan baik, tetapi masih belum berhasil menemukan naskah yang penting.

Apakah ia berani kembali ke Havanna lagi. Apakah Castro tidak akan membalas dendam, karena ia melarikan diri. Namun CIA tidak terburu-buru.

Berminggu-minggu lamanya bekas pacar Castro itu disembunyikan di hotel kecil di Miami sambil menunggu tugas baru.

Ketika ada berita bahwa Castro pergi ke ujung paling Barat Kuba, dinas rahasia mulai beraksi.