Find Us On Social Media :

Berkat Dia Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 13 Oktober 2017 | 20:40 WIB

Maksudnya ialah mempersiapkan diri untuk terjun ke perusahaan keluarga dan agar bisa mengalami dan menghayati sendiri tugas-tugasnya di masa datang.

Maka dalam tahun 1907, pada usia 21 tahun E.W. Orsay de Flines memulai pelayarahnya dari Pelabuhan Rotterdam.

Tujuan kapal itu Paramaribo (sekarang Guyana), jajahan Bejanda yang terletak di pantai utara Amerika Selatan.

Rupanya dia kurang senang diombang-ambingkan gelombang, atau merasa tak berbakat menjadi pelaut, maka setelah mendarat di sana, ia enggan naik kembali ke kapal.

Ia kemudian bekerja pada Kantor Pos Paramaribo. Tak jelas komentar keluarganya di negerinya sendiri. Bagaimana juga ia cukup betah di Paramaribo sampai bekerja selama lima tahun.

Boleh jadi karena Paramaribo sudah tidak menyajikan apa-apa lagi yang menarik minatnya, terutama di bidang kebudayaan setempat dan ada negeri elok yang bernama Jawa yang mengimbau dari seberang sana, maka ia mengemasi barangnya untuk berangkat ke Hindia Belanda, kepulauan yang sering menjadi buah bibir para pelaut yang dikenalnya.

Setiba di jawa de Flines menetap di Semarang. Menurut suatu sumber, ia bekerja pada suatu bank pemerintah, mungkin Bank Tabungan Pos yang waktu itu bernama Postspaarbank.

Menurut dua orang pedagang barang antik Narayau dan Dahlan yang dikutip oleh Mayuyama Yasuhiko, kegemarannya mengumpulkan barang antik bermula pada pameran perdagangan di Surabaya tahun 1927.

Di dalam  pameran itu ada stan khusus untuk batik kuno, barang-barang perunggu kuno dan keramik kuno Cina dan Asia Tenggara.

Dalam pameran itu Dahlan dan Narayau yang berasal dari Bukittinggi, membuka sebuah stan untuk barang dagangan mereka.

Di situ mereka berkenalan dengan de Flines, yang sedang gandrung kepada batik antik. Setelah diperkenalkan dengan beberapa bejana dan piring Cina antik minatnya beralih pada keramik.

Bejana dan piring mengingatkannya kembali kepada hadiah ulang tahun dari ibunya ketika ia masih berumur lima tahun.