Advertorial

Kwik Kian Gie: Terus Berinvestasi Meski Modal Langka, Indonesia akan Alami Resesi Menyakitkan

Ade Sulaeman

Editor

Kwik menyebut, kondisi ekonomi di Indonesia yang terjadi saat ini sejalan dengan teori overinvestment.
Kwik menyebut, kondisi ekonomi di Indonesia yang terjadi saat ini sejalan dengan teori overinvestment.

Intisari-Online.com - Ekonom sekaligus politikus senior Kwik Kian Gie mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini tengah menuju tahap resesi.

Hal itu ditandai dengan langkanya modal saat kegiatan investasi tinggi.

Kwik menyebut, kondisi ekonomi di Indonesia yang terjadi saat ini sejalan dengan teori overinvestment.

Menurutnya, inti dari teori overinvestment adalah kegiatan investasi selalu lebih besar dari tabungan yang menyebabkan pembiayaan investasi dilakukan dengan menggunakan kredit dari bank.

"Artinya, selama gelombang pasang, pembentukan modal sendiri atau equity capital tertinggal dibandingkan dengan kesempatan dan gairah investasi," kata Kwik saat paparan dalam seminar nasional di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jakarta, Rabu (11/10).

(Baca juga: Faisal Basri: Pemerintah Tak Disiplin Kelola Fiskal, Pembangunan Infrastruktur Wajib Di-reschedule)

(Baca juga: Ribut-ribut Dana Haji untuk Infrastruktur, Malaysia Sudah Memakainya Sejak 1980-an)

(Baca juga: Utang Pemerintah Mencapai RP3.673 Triliun: Pilih Tambah Utang atau Infrastruktur Semakin Tertinggal)

Meski demikian, kemampuan bank dalam memberikan kredit memiliki batas.

Suatu saat nanti, kredit bank akan berkurang sehingga investasi akan berkurang, dan krisis dimulai.

Kelompok teori ini lanjut dia, berpendapat bahwa untuk menghindari krisis harus dilakukan selama kegiatan investasi mencapai gelombang pasang.

Salah satu caranya kata mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut, yaitu dengan mengerem investasi.

"Dengan mengerem investasi, kita memang memasuki resesi yang akan merupakan proses yang menyakitkan, tetapi tidak bisa kita hindarkan. Ini adalah biaya yang dari waktu ke waktu harus kita bayar karena kita ingin memiliki ekonomi yang tidak sentralistik dan tidak otoriter," tambah dia.

(Baca juga: Minimnya Anggaran Infrastruktur dan Kesehatan Jadi Alasan Jokowi Menaikkan Harga BBM)

Kwik bilang, yang bisa dilakukan Indonesia yaitu dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), penjadwalan kembali proyek-proyek besar tanpa pandang bulu milik siapa proyek tersebut, dan mengendalikan kredit komersial dari luar negeri.

Jika krisis terlanjur terjadi lanjut dia, Indonesia tidak dapat berbuat lain.

Indonesia lanjut dia, hanya bisa menyerahkan penyembuhannya pada proses alamiah yang sangat menyakitkan.

"Artinya, kita tidak dapat berbuat lain kecuali membiarkan resesi ekonomi sampai mencapai titik balik yang terendah dan proses gelombang pasang dimulai lagi berdasarkan titik keseimbangan baru yang terletak pada tingkat the lower turning point," ujarnya.

(Adinda Ade Mustami)

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “Kwik Kian Gie: Indonesia masuk resesi menyakitkan”.

Artikel Terkait