Find Us On Social Media :

KGB, Dinas Rahasia Rusia Sekaligus Kawah Candradimuka Vladimir Putin yang Lebih Kejam dari CIA

By Ade Sulaeman, Selasa, 10 Oktober 2017 | 08:00 WIB

Kebanyakan anggota KGB di luar negeri terdiri dari pejabat-pejabat diplomatik.

Pilot-pilot pesawat komersial yang kerap terbang ke luar negeri pun berperan ganda sebagai agen KGB.

Mereka bisa mengamati wilayah lawan dengan memfungsikan pesawat komersialnya sebagai pesawat pengintai.

Misi pengintaian pesawat komersial kadang secara sengaja memasuki wilayah sensitif negara lain tetapi ketika disergap, Pilot mengatakan sedang tersesat dan justru minta dipandu oleh pesawat tempur yanng mencegatnya.

Strategi KGB dalam operasinya biasanya mengandalkan jumlah anggotanya yang dikenal sanggat banyak, sekitar 375.000 agen.

Cara kerja KGB bahkan dikenal urakan karena saat menjalankan misi mata-matanya, kehadiran mereka sering menyolok.

Negara-negara Barat kadang merasa jengkel dengan banyaknya jumlah mata-mata Rusia yang hadir dengan kedok diplomat.

Untuk mengatasi kehadiran KGB, negara-negara Barat biasanya mengusir mereka dengan cara persona non grata atau dicurigai sebagai mata-mata asing.

Ketika Yuri Agapov memimpin KGB (1967-1981), cara kerja KGB menjadi lebih santun tapi sekaligus lebih berbahaya.

(Baca juga: Menurut Teori Konspirasi Vladimir Putin adalah Drakula yang Abadi, Benarkah?)

 Agen KGB dituntut mampu menyadap informasi sebanyak mungkin tapi dengan cara yang betul-betul rahasia.

Pada masa pemerintahan Gorbachev tahun 1990-an, Soviet berhasil digoyang oleh angin demokrasi, yang dihembuskan Gorbachev sendiri.

Era keterbukaan membuat KGB kelabakan , sehingga pemimpin KGB, Vladimir Kryuchkov berusaha melancarkan kudeta tapi berhasil digagalkan.

Reformasi yang diluncurkan Gorbachev akhirnya membuat Uni Soviet bubar dan nama KGB berubah menjadi FSB (Federalnaya Sluzhba Bezopasnoti).

Perubahan itu sesuai dengan kondisi Rusia yang wilayahnya terbagi atas negara-negara federasi.

Cara keja FSB masih sama dengan KGB, namun sesuai dengan zamannya, agen-agen harus mampu bekerja lebih smart.

Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan salah seorang anggota KGB di era komunis Rusia yang pernah mendapat pelatihan sangat keras dan sekaligus penyandang sabuk hitam ilmu beladiri yudo.

Sebagai agen KGB yang ahli melakukan taktik counter intelligence, jago menginterogasi orang, dan sekaligus jago bertempur, Putin memang bukan orang sembarangan.

Maka bisa dikatakan sebagai Presiden Rusia yang mempunyai wewenang untuk mengoperasikan senjata nuklir baik secara pribadi maupun Presiden, Putin sesungguhnya merupakan orang “yang sangat berbahaya”.