Advertorial
Intisari-Online.com - Mungkin baru kali ini seorang pemimpin dunia seperti Presiden Rusia Vladimir Putin yag sedang merayakan ulang tahun ke-65 malah mendapat hadiah demo dari warganya.
Ribuan warga Rusia, pada hari Sabtu (7/10/2017) di tengah musim dingin yang mulai tiba berkumpul di kota St Petersburg, Moscow, untuk menggelar demo “sebagai hadiah ulang tahun” untuk Putin.
Demo juga masiih terus digelar pada hari Minggu (8/10) di bawah hujan salju yang mulai turun dan penjagaan ketat polisi anti huru hara.
Biasanya pengerahan polisi dalam jumlah besar akan berakibat pada ditangkapnya sejumlah aktivis demo.
Secara politik demo yang dipicu oleh ditangkapnya aktifvis oposisi pemerintah Alexei Navalny (41) memang bukan merupakan kabar gembira bagi Presiden Putin yang sedang merayakan ulang tahunnya.
Ketika Putin terpilih lagi menjadi Presiden Rusia pada bulan Mei 2012, sebagaian besar rakyat Rusia memang merasa khawatir jika Putin yang dikenal beraliran konservatif dan mantan anggota KGB itu akan membawa kembali Rusia ke dalam iklim komunis.
Pasalnya di era kepemimpinan Presiden Milhail Gorbachev (1985-1991) Rusia yang telah mendapatkan angin segar demokrasi, secara politik dan ekonomi bisa membuat warga Rusia hidup lebih baik di berbagai bidang.
Keberhasilan Presiden Gorbachev membawa angin segar demokrasi ke Rusia sekaligus merupakan simbol runtuhnya kejayaan komunis dan kemenangan bagi negara-negara kapitalis Barat.
Tampilnya Presiden Putin yang memiliki latar belakang kedekatan dengan para tokoh komunis Rusia memang tidak bisa dipungkiri bahwa Rusia secara perlahan kembali ke suasana sistem pemerintahan komunis.
Apalagi bangkitnya permusuhan antara negara-negara Blok Barat dan Blok Timur dan upaya mengembalikan lagi kejayaan Uni Soviet dengan cara mencaplok lagi negara-negara sekitar Rusia telah terjadi di era kepemimpinan Presiden Putin.
Warga Rusia yang selama pemerintahan Presiden Putin merasa hak-haknya untuk mengemukakan pendapat makin dibatasi, media massa juga mulai dikontrol dan dibatasi penyiarannya oleh pemerintah Putin, serta perlakuan diskiminatif kepada pendukung oposisi pemerintah, akhirnya memicu aksi demo tepat di ulang tahun Presiden Putin ke-65.
Namun, bagi Presiden Putin yang secara politik internasional tidak mencerminkan seorang pemimpin beraliran komunis dan mantan anggota KGB yang kaku serta kejam, demo di saat hari ulang tahunnya yang ke-65 masih merupakan kejadian yang wajar.
Maklum pada tahun 2018 mendatang, Presiden Putin akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu untuk memilih Presiden Rusia, jadi munculnya aksi demontrasi untuk menggeroti pilihan suaranya masih bisa dimaklumi oleh Putin.
“Saya menghargai aksi unjuk rasa yang digelar dan tujuannya mengkritik saya. Itu merupakan hal yang wajar dan menyenangkan di ulang tahun saya yang ke-65,” komentar Putin kepada cnn.com.