Find Us On Social Media :

Kisah Ketua Mao yang Beristri Empat, Siapakah di Antara Mereka yang Paling Ia Cintai?

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 30 September 2017 | 08:00 WIB

Begitu berjumpa terus jatuh cinta, sekalipun Mao waktu itu masih tinggal bersama istrinya yang ketiga Ho She Tjen.

Begitu melihat gelagat roman antara Mao dan Tjiang Tjing, Yu Tji Wei tahu diri dan mundur, karena ia tak mau bentrok dengan Mao, pemimpin yang ia taati.

(Baca juga: Di Taiwan, Wanita-wanita Cantik Berpenampilan Seksi di Pinggir Jalan Hanya untuk Jualan Pinang)

Kesulitan bagi Mao datang dari istrinya, Ho She Tjen. Istri ketiga ini ia kawini di pegunungan Cingkang.

Ia terkenal karena kesetiaannya pada partai dan keberaniannya dalam pertempuran. Katanya, ia pernah menyelamatkan Mao dari bahaya maut dengan menggendongnya.

Kepada Mao ia memberikan dua anak An Ying dan An Tjing dan ia termasuk sejumlah kecil wanita yang selamat dari Long March.

Tatkala Mao mengajukan rencananya untuk mencerai Ho dan mengawini Tjiang dalam bidang Central Comite partai, semua menentangnya.

Mao putus asa, ia mengancam mengundurkan diri jika kehendak hatinya tak terkabul. Akhirnya dicapai kompromi: boleh menceraikan Ho dan mengawini Tjiang, tetapi dengan syarat bahwa Tjiang takkan mempergunakan perkawinannya untuk membuat karier politik.

Mao menerima syarat itu, Tjiang kecewa, tapi diterimanya pula. Apa salahnya ia bersabar. Jasa Ho tak dibuang begitu saja.

Kepadanya diberi izin untuk berlibur di Uni Soviet membawa kedua anaknya. Baru setelah mereka berangkat, Mao boleh melaksanakan perkawinannya.

Mao memegang janji, berulang kali Tjiang berusaha tambil sebagai tokoh politik, setiap kali kandas oleh oposisi CC dan Mao.