Intisari-Online.com – Tubuh lelaki itu roboh bersimbah darah. Seorang kingkara atau algojo beringas sekali terus-menerus menghajamya.
Tombak di tangan kiri, gada di tangan kanan, dijungkirkannya tubuh lelaki itu, sebelum dibanting terkapar sampai berbusa mulutnya, dan terjulur lidahnya.
Lidah itulah memang pangkal dosa manusia di dunia.
Maka pantas kalau kemudian dijepit dan ditusuk dengan lembing bercabang tiga.
Kejam dan sadis memang!
Tapi apa pula ini? Ini adalah adegan siksaan neraka bagi umat bernama manusia yang gemar menggunjing, memfitnah tatkala hidup di dunia.
Di sebelahnya dalam format lebih kecil, ada lagi adegan lima manusia digoreng dalam periuk berbentuk sapi.
Hangus tubuh mereka di tengah jerit kesakitan, karena mengelupas seluruh kulit dan dagingnya meleleh. Adegan apa ini?
Itu hukuman bagi manusia pencabut nyawa alias pembunuh sesama ketika di bumi dulu.
Lantas, apa balasan setimpal bagi perampok, pemerkosa, pezinah atau koruptor dan manipulator?
Setelah mati, jiwa mereka akan menerima beribu-ribu lipat siksaan, dari yang teringan dipukul atau ditusuk, sampai yang terberat tak terbatas, direbus dalam kawah berapi.
Hidup itu penderitaan
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR