Advertorial

Merasa Menang dan Menikmati, Mungkin Inilah Alasan kenapa Orang Suka Membakar Sesuatu Termasuk Sesamanya

Moh Habib Asyhad

Editor

Tidak hanya menikmati warga juga merasa menang jika proses pembakaran bata bisa sempurna dari bawah sampai atas.
Tidak hanya menikmati warga juga merasa menang jika proses pembakaran bata bisa sempurna dari bawah sampai atas.

Intisari-Online.com -Di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta pada musim kemarau biasanya banyakwarga yang membuat batu bata merah dalam jumlah puluhan ribu.

Batu bata yang terbuat dari lumpur tanah berlempung itu dicetak menggunakan alat cetakan sederhana dari kayu di atas hamparan tanah yang rata hingga mengering.

Acara yang paling ditunggu bagi warga yang sedang mencetak bata untuk menjadi bata merah adalah membakar bata yang telah disusun seperti bangunan dan kemudian baru dibakar ramai-ramai.

(Baca juga:Kasus Pembakaran 'Maling' Amplifier: Hilangnya Asas Praduga Tak Bersalah?)

Dari mulai menyusun puluhan ribu bata yang kemudian membentuk bangunan seperti lingga itu warga desa sudah datang membantu untuk bergotong royong.

Bangunan yang kemudian dinamai "lingga bata" setelah diisi kayu dalam setiap rongganya, terdapat liang-liang pembakaran dari dua arah, lalu ditutup jerami dan dilapisi lumpur hingga merata.

Ketika lingga bata itu dibakar setelah magrib menggunakan kayu bakar dalam jumlah besar, warga tetap datang untuk membantu sekaligus menikmati suasana bakar bata hingga dini hari.

Tidak hanya menikmati warga juga merasa menang jika proses pembakaran bata bisa sempurna dari bawah sampai atas.

Rasa nikmat dan kemenangan itu akan semakin nyata ketika hidangan berupa jadah ketan dan tempe bacem serta nasi plus gulai ayam mulai dihidangkan.

Namun jika saat ini ada maling atau orang yang masih diduga maling tiba-tiba ditangkap lalu dibakar ramai-ramai "secara gotong royong", apakah para pelakunya merasa nikmat dan menang?

(Baca juga:Kebrutalan Metode Penyiksaan CIA di Guantanamo Dikecam Badan HAM PBB)

Jika para pelaku merasa seperti itu maka masyarakat kita perlu belajar dari cara orang Jawa Tengah dan Yogkakarta ketika sedang membakar bata yang berlangsung dari menjelang petang hingga dini hari.

Membakar bata sepanjang malam jelas akan membuat orang akan merasa menang dan puas.

Apalagi jika semua bata yang jumlahnya puluhan ribu terbakar hingga tuntas.

Tak ada kebrutalan, kekejian, pelanggaran hukum yang mencerminkan kebiadaban manusia.

Tapi kegiatan ramai-ramai membakar bata yang beradabdan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Artikel Terkait