Intisari-online.com - Pria berinisial MA dituduh mencuri amplifier mushala. Massa yang terprovokasi lalu mengeroyok dan membakar MA hidup-hidup.
Aksi main hakim sendiri tersebut memunculkan pertanyaan, 'kok, bisa-bisanya para pengeroyok tersebut tega menghabisi nyawa orang dengan cara sadis?'
Apalagi sebenarnya saat itu belum bisa dipastikan dan dibuktikan sebagai pelaku pencurian.
Dalam salah satu video yang merekam kejadian mengenaskan tersebut, terdengar ucapan "bakar saja" beberapa kali, setelah MA terbujur kaku karena dikeroyok.
Tidak lama kemudian, beberapa orang mulai "mengeksekusi" provokasi tersebut, MA dibakar hidup-hidup.
Memang, suatu peristiwa yang melibatkan orang banyak tidak dapat terjamin ketertibannya. Buktinya, banyak peristiwa kerumunan yang merugikan.
Contohnya, ya, yang terjadi pada MA.
Atau aksi demonstrasi yang menimbulkan kerusuhan besar sehingga kerumunan itu sibuk main hakim sendiri.
Pertanyaannya, apa yang memicu tindakan tersebut? Adakah penjelasan rasionalnya?
Saat peristiwa kerusuhan dan penjarahan terjadi di London tahun 2011, David Cameron menyebut menggambarkan tindakan massa itu sebagai keegoisan dan kecerobohan yang sebenarnya tidak ada artinya.
(Baca juga: Apa Yang Harus Dilakukan Agar Tidak Terprovokasi Saat Demo?)
Sebab akhirnya orang-orang berpikir dan bertindak tanpa akal. Kerusuhan adalah kejadian yang paling tidak diinginkan dari kerumunan massa.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR