Tanaman Jati Menggugurkan Daunnya pada Musim Kemarau untuk Bertahan Hidup, Hal Itu Merupakan Ciri Makhluk Hidup yaitu...

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Begitulah, tanaman jati menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk bisa bertahan hidup, hal itu merupakan ciri makhluk hidup yaitu beradaptasi dengan lingkungan. Artikel di atas membahas tentang adaptasi bagi tumbuhan, semoga bermanfaat (Wikipedia Commons)
Begitulah, tanaman jati menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk bisa bertahan hidup, hal itu merupakan ciri makhluk hidup yaitu beradaptasi dengan lingkungan. Artikel di atas membahas tentang adaptasi bagi tumbuhan, semoga bermanfaat (Wikipedia Commons)

Begitulah, tanamanjati menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk bisa bertahan hidup, hal itu merupakan ciri makhluk hidup yaitu beradaptasi dengan lingkungan. Artikel di atas membahas tentang adaptasi bagi tumbuhan, semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Tanaman jati menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk bisa bertahan hidup, hal itu merupakan ciri makhluk hidup yaitu beradaptasi dengan lingkungan.

Pertanyaannya kemudian, apa itu adaptasi makhluk hidup? Apa manfaatnya bagi makhluk hidup?

Tanaman jati termasuk dalam golongan tumbuhan vaskular atau berpembuluh, menurutilmuan Royal Botanic Garden dalam laporan "State of The World’s Plants" (2016). Tanaman jenis ini, menurut catatan mereka ada sekitar 391.000 spesies di seluruh dunia.

Selain jati, ada kaktus juga pohon bakau.

Pohon jati (Tectona grandis) merupakan pohon yang tumbuh subur di gutan tropis Asia seperti Indonesia, Malaysia, India, Thailand, dan Myanmar. Dilansir Wood Assistant, Tectona grandis adalah spesies pohon kayu keras tropis dari keluarga (genus) tanaman berbunga Lamiaceae.

Pohon jati dapat tumbuh sekitar 40 meter dengan diameter batang bisa mencapai 1,5 meter. Batang jati menghasilkan kayu yang keras, tahan air, juga mengandung minyak sehingga dapat menghindari pembusukan akibat jamur dan bakteri.

Sukriati Andesti Lamanda dalam skripsi "Analisis Morfologis Jati (Tectona grandis Linn. f.)" (2018) menyebutkan pohon jati memiliki daun besar sekitar 60 hingga 70 cm dikali 80 hingga 100 cm. Ia juga memiliki bunga yang kecil berwarna-warni dan tumbuh di ujung cabangnya.

Bunga-bunga jati dapat menghasilkan buah berwarna hijau kemerahan yang berdiameter 1 hingga 1,5 meter. Selain batang pohon yang menjulang tinggi dan daunnya yang besar, jati memiliki ciri khusus lainnya.

Yakni, pohon jati menggugurkan daunnya pada saat musim kemarau. Semakin besar luas permukaan daun, maka akan semakin besar penguapan yang terjadi pada stomatanya.

Pada musim kemarau, penguapan yang besar akan mengakibatkan pohon kekurangan air. Tujuan pohon jati menggugurkan daunnya ketika musim kemarau tiba adalah menggugurkan daunnya pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan.

Hal tersebut adalah bentuk adaptasi pohon jati tetap bertahan hidup dalam tanah kering akibat kemarau.

Adaptasi pada tumbuhan

Tak hanya menghiasi bumi agar tetap terlihat hijau, tumbuhan diciptakan bertujuanmenyediakan makanan bagi hewan dan juga manusia. Riwayatnya pun sanga panjang, sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu -- bahkan jauh sebelum hewan dan manusia.

Menurut Natural History Museum, tumbuhan telah hidup di bumi sekitar 500 juta tahun yang lalu. Sejak saat itu, tumbuhan terus beradaptasi, perlahan-lahan melakukan evolusi hingga keadaannya sekarang ini.

Nah, kini kita sampai ke pembahasan: Adaptasi adalah proses makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dilansir Think Trees, adaptasi tumbuhan adalah fitur khusus tumbuhan yang memungkinkannya hidup dengan cara menyesuaikan diri lingkungan tertentu. Tujuan adaptasi Adaptasi tumbuhan menghasilkan ciri fisik, fisiologi, juga kebiasaan khusus pada tumbuhan untuk bertahan dalam lingkungan tertentu.

Hal tersebut membuat lingkungan hidup atau habitat yang berbeda, ditinggali oleh tumbuhan dengan ciri yang berbeda.

Adaptasi tumbuhan bertujuan mendapatkan makanan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, menjaga kelangsungan hidup, dan yang terpenting adalah mempertahankan eksistensi spesiesnya di muka bumi.

Alasan tumbuhan harus beradaptasi adalah agar tumbuhan tetap bertahan hidup dalam segala kondisi.

Jenis-jenis adaptasi pada tumbuhan

Berdasarkan jenis perubahannya, adaptasi tumbuhan dibedakan menjadi tiga macam yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi kebiasaan. Berikut penjelasan macam-macam adaptasi beserta cara dan contohnya:

1. Adaptasi morfologi

Adaptasi morfologi atau struktural adalah perubahan fitur fisik tumbuhan yanh memungkinkan mereka untuk bersaing dan menyesuaikan diri di lingkungan. Adaptasi morfologi dapat terlihat secara langsung.

Adaptasi morfologi terjadi sesuai dengan jenis habitat yang ditumbuhi oleh tanaman. Adaptasi morfologi dibagi menjadi:

- Xerofit

Xerofit adalah adaptasi tumbuhan di lingkungan yang kering dan kekurangan air. Adaptasi xerofit dilakukan dengan cara mengurangi penguapan air dari dalam tubuh tumbuhan, mengembangkan tubuh yang dapat menyimpan air, dan mengembangkan akar dengan cakupan luas untuk meningkatkan penyerapan air.

Contohnya adalah kaktus yang mengubah daunnya menjadi duri, melapisi batangnya dengan lapisan lilin, memperkecil permukaan akarnya, sehingga bisa mengurangi penguapan. Kaktus juga memiliki akar yang panjang dan menyebar sehingga memiliki jangkauan serapan air yang lebih luas.

- Hidrofit

Hidrofit adalah adaptasi tumbuhan yang hidup di lingkungan basah atau bahkan terendam air secara terus-menerus. Tumbuhan hidrofit beradaptasi dengan cara mengembangkan tubuh yang anti air dan bakteri sehingga tidak mengalami pembusukan meski terus-menerus terendam.

Menurut situs Biology Discussion, tumbuhan hidrofit memiliki batang yang lunak dan lemah, jaringan vaskular yang tidak terlalu berkembang, akar yang tipis dan sedikit, dan memiliki jaringan spons atau tabung udara sehingga tidak tenggelam ke dasar air.

Contohnya adalah bunga lotus memiliki daun yang besar sehingga bisa menguapkan air dalam jumlah besar. Lotus juga memiliki daun yang anti air, bakteri, dan kotor sehingga dapat bertahan tanpa busuk walau terus-menerus terendam.

Batang lotus memiliki selongsong udara yang memungkinkannya terapung di atas permukaan air.

- Higrofit

Higrofit adalah adaptasi tumbuhan dengan lingkungan yang lembap atau memiliki kadar air tinggi di udara. Tumbuhan higrofit beradaptasi dengan cara mengembangakan lapisan lilin untuk menahan air dan bakteri agar tidak masuk, beberapa tumbuhan memiliki daun yang besar dan tipis untuk menangkap lebih banyak sinar matahari.

Contohnya adalah tumbuhan paku memiliki daun yang lebar dan banyak stomata sehingga bisa menangkap sinar matahari lebih banyak, sekaligus lebih cepat menguapkan air.

Paku juga memiliki akar rimpang yang lemah karena tidak pernah kekurangan air. Akar tersebut juga dikembangkan untuk reproduksi karena penyerbukan angin dalam daerah lembap kurang memungkinkan.

- Halofit

Halofit adalah adapts tumbuhan dengan lingkungan yang memiliki kadar salinitas (keasinan) tinggi. Tumbuhan halofit beradaptasi dengan cara mengembangkan struktur tubuh yang bisa menoleransi kadar garam yang relatif tinggi.

Misalnya tumbuhan tembakau yang mengembangkan lapisan lilin agar air garam tidak masuk dan jalur pengangkutan vaskular yang membuatnya bisa mengeluarkan garam yang diserap dari air laut.

Tembakau juga memiliki stomata yang bisa tertutup jika terendam air laut, sehingga air garam tidak langsung masuk.

2. Adaptasi fisiologi

Adaptasi fisiologis adalah penyesuaian intraseluler, biokimia , dan metabolisme yang sedang berlangsung di dalam tubuh organisme untuk mempertahankannya dalam keseimbangan di bawah kondisi lingkungan apa pun.

Contoh adaptasi fisiologis adalah mekanisme CAM (Crassulacean Acid Metabolism) yaitu kemampuan menyimpan karbon dioksida pada malam hari dan menggunakannya hanya pada siang hari untuk fotosintesis seperti pada kaktus.

Adaptasi fisiologis juga dilakukan beberapa tumbuhan dengan memproduksi racun untuk mempertahankan dirinya dari hewan herbivora. Contoh tumbuhan yang memproduksi racun adalah jelatang dan nightshade.

3. Adaptasi tingkah laku

Adaptasi tingkah laku adalah jenis adaptasi yang menghasilkan kebiasaan tumbuhan. Di mana kebiasaan itu dapat membantu tumbuhan bertahan hidup. Misalnya tumbuhan hutan hujan tropis cenderung tumbuh ke atas dan arah cahaya untuk mendapat sinar matahari cukup.

Atau tumbuhan jati yang menggugurkan daunnya setiap kali musim kemarau. Jati melakukannya untuk mengurangi penguapan, sehingga jati tetap bisa hidup walau dalam kondisi tanah yang mengalami kekeringan.

Begitulah, tanamanjati menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk bisa bertahan hidup, hal itu merupakan ciri makhluk hidup yaitu beradaptasi dengan lingkungan. Artikel di atas membahas tentang adaptasi bagi tumbuhan, semoga bermanfaat.

Artikel Terkait