Hidupnya bersih dari skandal. la yakin Tuhan memberinya kemampuan untuk menyembuhkan dan memerintahkannya untuk menobatkan banyak orang. La juga tidak mata duitan.
Mengguncang pernikahan Ratu
Dua orang perempuan yang jauh berbeda kedudukan sosial dan kekayaannya bertemu muka. Kalau Greet Hofmans yakin ia diberi kemampuan untuk menyembuhkan manusia lahir dan batin, maka Juliana yakin ia "agen" Tuhan di dunia untuk melaksanakan kehendakNya.
Ketika Putri Marijke yang baru berumur delapan bulan dibawa masuk ke ruangan, wajah Greet Hofmans tiba-tiba berubah. la menjatuhkan dirinya untuk berlutut.
Dengan mata terpejam ia berdoa khusyuk lama sekali. Mula-mula Juliana kaget melihat kelakuan perempuan itu, tetapi lalu terkesan akan kesungguhan hatinya.
Akhirnya Greet Hofmans berkata, "Tuhan akan memberi penglihatan kepada anak ini apabila kita selama dua tahun berdoa cukup sungguh-sungguh."
Dengan persetujuan dari Pangeran Bernhard, Greet Hofmans pindah ke Istana Soestdijk. Di sana kegiatannya berdoa, menolong merawat Marijke dan menjadi penasihat spiritual Juliana.
Setiap hari di istana ada acara khusus untuk mendoakan Marijke. Seluruh anggota keluarga hadir, bahkan kadang-kadang Ratu Wilhelmina, ibunda Juliana, juga hadir.
Lama kelamaan Pangeran Bernhard melihat istrinya tergantung secara berlebihan pada Greet Hofmans, sehingga sering terjadi pertengkaran di antara suami istri itu.
Tanggal 4 September 1948, Putri Mahkota Juliana naik takhta, menggantikan ibunya yang memilih turun takhta setelah 50 tahun memerintah.
Hubungan Ratu Juliana dengan suaminya semakin renggang. Juliana semakin tenggelam dalam mistik sementara suaminya berkeliling dunia menjadi "duta" yang mempromosikan barang-barang Belanda.
Pangeran yang simpatik itu muncul di koran sedang berdansa dengan wanita-wanita cantik di Chile. Di Argentina ia kelihatan akrab dengan Evita Peron.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR