Advertorial

Berawal dari Putri yang Terlahir Cacat, Kerajaan Belanda Pernah Terguncang Gara-gara Seorang Paranormal

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com – Belanda pernah heboh gara-gara ratunya sangat dipengaruhi seorang "penasihat spiritual".

Yang menentang kehadiran penasihat itu bukan hanya suami Ratu dan putri sulungnya, tetapi juga para politisi dan pengusaha.

Namun Ratu bersikeras mempertahankannya. Apakah yang akhirnya memisahkan Ratu Juliana dari Greet Hofmans?

Ketika Putri Mahkota Juliana sedang mengandung anaknya yang keempat, ia menderita rubella atau campak Jerman.

Rupanya penyakit itu berpengaruh pada janin yang sedang dikandungnya.

Putri Marijke lahir dengan kedua belah mata menderita katarak.

Dokter-dokter paling terkenal dan paling mahal di dunia dimintai tolong, tetapi mereka tidak berdaya menyembuhkan putri kecil itu.

Suatu hari, Pangeran Bernhard, suami Putri Juliana, pergi berburu dengan Baron van Heeckeren van Molectan.

Baron itu menceritakan kemampuan supranatural Greet Hofmans yang konon bisa menyembuhkan penyakit yang tidak tersembuhkan oleh dokter.

Pangeran Bernhard dengan penuh harap mengirimkan limusin untuk menjemput Greet Hofmans ke Istana Soestdijk.

(Baca juga: Selama Berkuasa, Pak Harto Punya 2.000 Pusaka dan 200 Paranormal untuk Membentengi Kekuasaannya)

Greet Hofmans, mantan buruh pabrik bukanlah penipu.

Hidupnya bersih dari skandal. la yakin Tuhan memberinya kemampuan untuk menyembuhkan dan memerintahkannya untuk menobatkan banyak orang. La juga tidak mata duitan.

Mengguncang pernikahan Ratu

Dua orang perempuan yang jauh berbeda kedudukan sosial dan kekayaannya bertemu muka. Kalau Greet Hofmans yakin ia diberi kemampuan untuk menyembuhkan manusia lahir dan batin, maka Juliana yakin ia "agen" Tuhan di dunia untuk melaksanakan kehendakNya.

Ketika Putri Marijke yang baru berumur delapan bulan dibawa masuk ke ruangan, wajah Greet Hofmans tiba-tiba berubah. la menjatuhkan dirinya untuk berlutut.

Dengan mata terpejam ia berdoa khusyuk lama sekali. Mula-mula Juliana kaget melihat kelakuan perempuan itu, tetapi lalu terkesan akan kesungguhan hatinya.

Akhirnya Greet Hofmans berkata, "Tuhan akan memberi penglihatan kepada anak ini apabila kita selama dua tahun berdoa cukup sungguh-sungguh."

Dengan persetujuan dari Pangeran Bernhard, Greet Hofmans pindah ke Istana Soestdijk. Di sana kegiatannya berdoa, menolong merawat Marijke dan menjadi penasihat spiritual Juliana.

Setiap hari di istana ada acara khusus untuk mendoakan Marijke. Seluruh anggota keluarga hadir, bahkan kadang-kadang Ratu Wilhelmina, ibunda Juliana, juga hadir.

Lama kelamaan Pangeran Bernhard melihat istrinya tergantung secara berlebihan pada Greet Hofmans, sehingga sering terjadi pertengkaran di antara suami istri itu.

Tanggal 4 September 1948, Putri Mahkota Juliana naik takhta, menggantikan ibunya yang memilih turun takhta setelah 50 tahun memerintah.

Hubungan Ratu Juliana dengan suaminya semakin renggang. Juliana semakin tenggelam dalam mistik sementara suaminya berkeliling dunia menjadi "duta" yang mempromosikan barang-barang Belanda.

Pangeran yang simpatik itu muncul di koran sedang berdansa dengan wanita-wanita cantik di Chile. Di Argentina ia kelihatan akrab dengan Evita Peron.

Gosip mengenai suaminya, keadaan mata Marijke dan Hindia Belanda yang melepaskan diri, semakin mendorong Juliana kepada Greet Hofmans.

Dua tahun setelah "berobat" kepada Greet Hofmans, keadaan mata Marijke tidak bertambah baik.

Hal ini merisaukan Ratu Juliana, walaupun putri cilik itu menunjukkan bakat yang baik dalam bidang bahasa dan musik.

Keluarga kerajaan Belanda dikenal praktis buta musik. Wilhelmina cuma mengenai sebuah lagu, yaitu Wilhelmus, lagu kebangsaan Belanda. Itu pun karena orang-orang berdiri setiap kali Wilhelmus akan dimainkan.

Marijke menderita cacat cuma pada matanya, otaknya sehat. Ketika Bernhard menunjukkan bahwa Greet Hofmans tidak membawa perbaikan pada mata Marijke, Greet Hofmans membalas.

Katanya mata Marijke tidak sembuh karena di dalam keluarga putri ada orang yang tidak berdoa dengan sungguh-sungguh!

Perseteruan antara Bernhard dengan Greet Hofmans memuncak. Bernhard menuduh perempuan itu mencatut nama Tuhan dengan menyampaikan pesan-pesan yang katanya diterimanya dari Tuhan kepada Ratu.

Bernhard mengusir Greet Hofmans dari istana. Ketika istrinya bersikeras mempertahankan Greet Hofmans, Bernhard berkata, "Di negara ini kamu yang berkuasa, tetapi di rumah sayalah kepala keluarga."

Greet Hofmans memang pergi dari Istana Soestdijk, tetapi cuma untuk pindah ke kediaman Wilhelmina di Istana Het Oude Loo di Apeldoorn. Di sini ia tetap "buka praktik" setiap kali dihadiri kira-kira oleh 200 orang.

Orang-orang yang datang itu terdiri atas bankir, guru, pengacara. Juliana rajin hadir, ikut dalam diskusi-diskusi dan tetap belajar dari Greet Hofmans. Ratu bahkan menuangkan teh untuk para tamu.

Yang diajarkan oleh Greet Hofmans mirip sekali dengan falsafah Gurdjieff. Menurut Gurdjieff, manusia tidak lain dari "mesin-mesin gila", sedangkan perang disebabkan oleh pengaruh planet-planet tertentu yang saling mendekati.

Di Het Oude Loo mereka berdoa agar senjata dimusnahkan, supaya kalau pun terjadi perang, tidak akan terlalu merusak.

Orang dekat Greet Hofmans mendapat kedudukan

Walaupun para redaktur media mengetahui apa yang terjadi di Het Loo, tidak ada yang membocorkannya kepada masyarakat.

Tahun 1951, mantan ibu negara AS, Eleanor Roosevelt yang termasyhur itu berkunjung ke Belanda dan ditarik ke Het Oude Loo.

Dalam buku catatan hariannya ia menuliskan kesannya. "Merasa mampu menjadi perantara yang menangkap langsung pesan-pesan Yang Maha Kuasa rasanya terlalu sok," tulisnya.

Baron von Heeckeren van Molectan yang merupakan salah seorang pengikut pertama Greet Hofmans, diangkat menjadi sekretaris pribadi Ratu Juliana.

Ibunya menjadi kepala rumah tangga istana. Keduanya segera menguasai istana sehingga membuat suami Ratu merasa terasing dan frustrasi.

Dalam pidato-pidatonya yang dikarangkan menteri-menterinya, Juliana juga menambahkan pandangannya yang oleh koran Het Parool dikritik berbau mistik.

Menteri luar negeri Belanda pernah mendesak Juliana agar jangan membacakan tambahan yang dikarangnya sendiri dalam kunjungan kenegaraan ke AS karena bertentangan dengan politik luar negeri Belanda yang jelas tidak pasifis dan memerlukan anggaran besar untuk pertahanan.

Sementara itu hubungan ratu Belanda dengan suaminya semakin renggang. Mereka kelihatan berjalan sendiri-sendiri.

Delapan tahun setelah Greet Hofmans menjadi orang kepercayaan Juliana, Majalah Der Spiegel di Jerman mulai menulis perihal pengaruh Greet Hofmans atas keluarga junjungan rakyat Belanda.

Zaman itu komunikasi antarnegara belum secepat sekarang. Orang-orang Belanda mendengarnya dari para turis yang kembali dari Jerman.

Koran Amerika juga memberitakannya dan orang Belanda antre panjang untuk membeli koran asing yang harganya mahal.

Beberapa hari kemudian berita ini tersebar ke seluruh dunia dan rakyat Belanda bisa membacanya di koran mereka sendiri.

Perdana Menteri Willem Drees yang baru menang pemilihan di Belanda mengadakan konferensi pers yang dihadiri 60 wartawan asing.

la menyatakan, yang dilakukan Greet Hofmans tidak melanggar hukum. Wanita itu cuma berdoa, tidak memberi obat. Mustahil orang dilarang berdoa. la mengakui Ratu masih sering menemui Greet Hofmans.

Ratu dipengaruhi Greet Hofmans! Ada suara-suara yang menanyakan kemungkinan Ratu harus turun takhta.

Namun Drees dengan tegas menjawab kemungkinan itu tidak ada. Putri sulung Juliana; Beatrix (kini Ratu Beatrix) waktu itu berumur 18 tahun. la berada di pihak ayahnya.

Sebagian rakyat membicarakan kemungkinan Beatrix naik takhta menggantikan ibunya.

Sementara itu penasihat-penasihat dekat Juliana, di antaranya I.G. van Maasdijk, menuduh Bernhard berusaha menurunkan istrinya dari takhta.

Kata mereka, kalau Beatrix menjadi Ratu, Bernhard bisa memiliki kekuasaan lebih besar. Bukankah putri sulung Ratu ini selalu lebih dekat dengan ayahnya yang menarik itu?

Bernhard sendiri tidak bisa dihubungi. la sedang menghadiri Olimpiade Stockholm.

Untunglah hal itu terjadi tahun 1950-an. Kalau sekarang, di Stockholm pun ia akan bisa dihubungi dengan mudah.

Kebanyakan rakyat Belanda berdiri di pihak Juliana, terutama kaum perempuan. Mereka yakin Juliana bertindak sangat manusiawi.

la mencari segala cara yang mungkin untuk kesembuhan putrinya. Sebagian menuduh Bernhard bersekongkol dengan Der Spiegel. Bukankah pangeran itu bangsawan Jerman?

Bukankah mereka dulu memprotes pertunangan Juliana dengan Bernhard? Mantan Ratu Wilhelmina, yang masih sangat disegani, bertindak sebagai perisai pelindung putri tungalnya.

Pemenang pemilu menolak membentuk pemerintahan

Walaupun pemilihan umum sudah dimenangkan Partai Sosialis, tetapi para pejabat Belanda menolak membentuk pemerintahan sebelum masalah Greet Hofmans dipecahkan.

Soalnya menurut UUD Belanda, raja dan ratu tidak bisa diganggu-gugat. Yang bertanggung jawab harus menteri-menterinya.

Kata salah seorang pejabat pemerintah, "Kalau tidak ada orang yang segera bertindak tegas, tidak lama lagi kita akan menghadapi perceraian dan pemazulan diri."

Juliana tidak mau memazulkan diri dan sebagian besar rakyat Belanda berada di pihaknya. Namun Belanda yang modern, dinamis dan negara industri, tidak boleh tidak memiliki pemerintah.

Akhir Juli 1956, Juliana menyetujui penunjukan tiga negarawan kawakan yang akan memeriksa kasus Greet Hofmans dan memberi saran kepada Ratu serta suaminya.

Salah seorang di antara mereka adalah wakil tetap Belanda di NATO, yaitu A.W.L Tjarda van Starkenborgh Stachouwer.

Ia tidak lain dari mantan gubernur jenderal terakhir di Hindia Belanda. Jadi ia bukan orang asing bagi masyarakat Indonesia masa itu.

Sembilan minggu tidak kedengaran apa-apa. Lalu akhir Agustus, Ratu dan suaminya mengeluarkan pengumuman pendek yang menyatakan ketiga orang bijak itu "sudah melaporkan temuan mereka dan memberi saran kepada kami. Saran-saran mereka sangat berharga dalam memecahkan kesulitan yangtimbul selama ini. Kini kami melangkah ke depan dengan penuh keyakinan."

Media dalam maupun luar negeri melaporkan Juliana tidak akan menemui Greet Hofmans lagi dan tidak akan menghadiri pertemuan-pertemuan keagamaan di Het Oude Loo.

Baron van Heeckeren van Molectan serta ibunya akan keluar dari istana.

Kata orang, krisis sudah berlalu. Putri Mahkota Beatrix pun meninggalkan istana untuk menuntut ilmu di Leiden.

Ini dianggap menunjukkan Ratu tidak akan turun takhta. Namun Juliana marah sekali membaca pemberitaan media yang memberi kesan seakan-akan dia mengalah.

Juliana seorang introvert yang tidak menonjolkan diri. Namun ia memiliki keangkuhan besar. Mustahil seorang ratu dari dinasti Oranje Nassau tunduk kepada tiga penasihat sipil?

Dua minggu setelah pengumuman itu Ratu diketahui masih berkunjung ke pertemuan-pertemuan di Het Oude Loo dan bertemu dengan Greet Hofmans.

Para pengusaha besar di Belanda mendapatkan diri mereka menjadi bahan tertawaan para rekanan dari negara lain karena ratu mereka dianggap berbuat aneh-aneh.

Mereka ingin semua itu dihentikan. Ketiga "orang bijak" juga merasa Juliana ingkar janji. Sementara itu Juliana mengancam akan muncul di televisi guna menjelaskan posisinya kepada rakyat.

PM Willem Drees melarang televisi dan radio menyiarkan pidato Juliana kalau ancaman itu benar-benar dilaksanakan.

Belum pernah Ratu dilarang berbicara kepada rakyatnya. Kini Juliana bukan hanya didesak oleh para politisi, tetapi juga oleh dunia bisnis.

Sebuah negara modern tidak bisa berfungsi dengan seorang Rasputin di belakang layar

Pemerintah yang permanen akhirnya dibentuk juga. Juliana tetap berdoa dengan Greet Hofmans di Het Oue Loo, meskipun dengan diam-diam.

La bertahan walaupun pidato-pidatonya dimonitor dengan saksama. Sementara itu pernikahan Ratu dengan suaminya boleh dikatakan hanya tinggal di atas kertas.

Di luar dugaan, penglihatan Marijke berangsur lebih baik, berkat perawatan dokter. la bisa bersepeda di jalan raya dan kelihatan normal.

Greet Hofmans pudar sendiri dari perhatian umum. la diminta meninggalkan istana walaupun Juliana tidak pernah mau mencelanya.

Tanpa banyak dibicarakan orang ia meninggal tahun 1968. Juliana sendiri baru meninggal Maret 2004.

(Seperti pernah dimuat di Buku Kumpulan Kisah Misteri 3 – Intisari)

Artikel Terkait