Buddha menjawab, “Saya tidak bisa. Maaf!”
Semua orang termasuk murid-murid Buddha terperangah. Buddha kemudian menjelaskan alasan pernyataannya.
Katanya, “Mengapa saya harus memaafkan Anda, bila Anda tidak melakukan kesalahan apapun?”
Pengusaha itu tampak terkejut dan ia memberi tahu Buddha bahwa ialah yang telah meludahinya.
Buddha berkata, “Oh! Orang itu tidak ada sekarang. Jika saya pernah bertemu dengan orang yang Anda ajak bicara, saya akan memberitahunya untuk memaafkan Anda. Bagi orang yang berada di sini, Anda tidak melakukan kesalahan.”
Itulah belas kasih yang nyata.
Belas kasih tidak mengatakan, saya memaafkan Anda.
Memaafkan harus sedemikian rupa sehingga orang yang dimaafkan, tidak tahu bahwa kita telah memaafkan mereka.
Mereka bahkan seharusnya tidak merasa bersalah atas kesalahan mereka.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR