Dan paling rentan memang orang yang mengalami peristiwa traumatik di masa kecil. Ketika usia dan ketahanan pribadi masih begitu lemah.
Trauma bisa berasal dari peristiwa bencana alam, misalnya kebakaran, gempa bumi, banjir, badai, dll.
Ada juga yang mengalami trauma sebagai korban dari kekerasan fisik dan psikis, pelecehahan seksual seperti pemerkosaan, inses, dan molestasi (penganiayaan seksual).
Kasus seperti kecelakaan parah, cedera berat, operasi, menyaksikan kekerasan dalam keluarga, menyaksikan orang lain bunuh diri, dan kehilangan orang yang dicintai juga bisa menyebabkan trauma.
Nah, efek trauma itulah yang menyebabkan seseorang bisa memiliki pikiran untuk bunuh diri.
(Baca juga: Chester Bennington Bunuh Diri! Ini Dia, Tanda Seseorang Memiliki Potensi untuk Bunuh Diri)
Dampak trauma bisa melahirkan kecemasan, depresi, putus asa, kehancuran, amarah, terisolasi, impulsif, kecanduan obat/alkohol, perilaku menyiksa diri sendiri, merasa terhina, malu, merasa bersalah, rendah diri, merasa tidak aman, dan terancam.
Orang yang pernah mengalami trauma berisiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri, karena ia merasa ‘tidak sama’ dengan orang lain.
Ia merasa dirinya membebani hidup keluarga dan teman, sehingga dalam keputusasaan dan depresi, ia berpikir untuk mati saja.
Bagi Anda atau orang terdekat Anda yang memiliki trauma, sangat disarankan untuk menyelesaikan trauma itu.
Entah itu melalui pertolongan keluarga/teman/sahabat atau jika perlu langsung berkonsultasi dan menerima terapi dari profesional.
Ingat, Anda terlalu berharga untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri!
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR