Sistem komunis yang segera diterapkan ke wilayah Vietnam Selatan dengan cepat menghapus sistem yang telah ada termasuk penghapusan terhadap sistem religi dan keyakinan.
Untuk menghindari sistem yang dipaksakan dan kehidupan yang terus memburuk, warga Vietnam Selatan kemudian memilih mengungsi ke berbagai negara dengan menaiki perahu tradisional dan kemudian lebih dikenal sebagai manusia perahu.
Pengaruh idiologi komunis yang dipaksakan pun mengguncang stabilitas negara tetangga, Laos dan Kamboja serta memunculkan tragedi kemanusiaan baru, The Killing Field.
Yang pasti idiologi komunis yang ditanamkan di wilayah Asia Tenggara makin menguat berkat keberhasilan pasukan komunis Vietnam Utara menguasai Vietnam Selatan.
Pemerintah Komunis Vietnam bahkan tetap stabil ketika komunis Rusia runtuh di akhir tahun 1989.
Vietnam bahkan menjadi negara yang cukup makmur hingga saat ini dan seperti telah melupakan perang yang berdarah-darah selama 10 tahun.
Bekas-bekas perang, seperti rongsokan tank, pesawat, hancurnya gedung, tunnel rat yang masih terpelihara, bahkan dijadikan sebagai museum abadi dan menjadi obyek wisata perang yang sangat menarik.
Para veteran Perang Vietnam asal AS secara kontinyu kembali lagi ke Vietnam tapi bukan untuk bertempur melainkan sebagai turis yang berlomba-lomba memasukan devisa ke pemerintah Vietnam.
Namun Perang Vietnam yang telah membunuh 58.000 prajurit AS, 1000 personil lainnya hilang, dan 150.000 terluka ternyata juga sudah dilupakan oleh AS.
Kendati nama para korban Perang Vietnam diabadikan di Memorial War, Washington DC agar tidak dilupakan, peperangan yang melibatkan militer AS ternyata terus terjadi.
(Baca juga: Kisah Pejuang Afghanistan Mengalahkan Pasukan Uni Soviet Mengunakan Rudal Panggul)
Perang-perang berikutnya yang dijalani oleh AS khususnya di Irak, Afghanistan dan Suriah telah menjadi Vietnam-Vietnam yang baru karena ribuan prajurit AS kembali tewas secara sia-sia.
Pelajaran berat dan penderitaan luar biasa dalam Perang Vietnam yang dilupakan rupanya makin membenarkan pepatah bagi negara yang suka berperang, kalah jadi abu menang jadi arang.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR