Serangan darat Jepang mendapat perlindungan dari pesawat-pesawat tempur yang kualitasnya lebih tangguh dibandingkan pesawat tempur yang dimiliki Sekutu, A6M Zero.
Dalam dog fight di udara pesawat tempur Sekutu, Hawker Hurricane tak sanggup menghadapi kecepatan dan maneuver Zero yang lebih tangguh.
Pada operasi pendaratan yang berlangsung pada 8 Februari 1942 di Sarimbun Beach kendati mendapat perlawanan sengit dari pasukan gabungan Austalia, pasukan Jepang akhirnya sukses mendarat.
Pasukan Australia, khususnya dari 18th Infantry Battalion yang susah payah bertahan terpaksa mundur mengingat sebagain besar prajuritnya sudah gugur.
Pada hari kedua, pasukan Jepang mencoba mendaratkan pasukan di sisi selatan Singapura.
Pendaratan pasukan Jepang di wilayah Jurong Line ini ternyata menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Indian 44th Brigade sehingga gerak maju pasukan Jepang bisa dihambat.
Serangan yang didominasi oleh mortir Sekutu berhasil menimbulkan korban banyak di pihak Jepang.
Tapi sejumlah kecil pasukan Jepang yang berhasil mendarat secara perlahan mulai membangun tumpuan
Tak lama kemudian pasukan Jepang sukses menguasai kawasan Kranji yang telah ditinggalkan oleh satu brigade pasukan Inggris.
Jatuhnya Kranji membuat pasukan Jepang mengalir deras ke Singapura. Pasukan Jepang yang didominasi oleh senjata berat seperti tank dengan cepat menerjang maju hingga kawasan Woodland Road.
Sementara itu, kawasan Jurong yang dipertahankan oleh pasukan India pun jatuh ke tangan Jepang.
Tapi untuk mendobrak pusat kota Singapura, gerak maju pasukan Jepang masih terhambat oleh pertahanan pasukan gabungan Sekutu.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR