Dengan kerokan, pembuluh halus (kapiler) di permukaan kulit bahkan pecah dan terlihat sebagai jejak merah di tempat yang dikerok. Para pemijat sering mengatakan tanda merah itu bukti bahwa Anda masuk angin.
Padahal, orang sehat bila dikerok pun akan meninggalkan jejak merah yang sama. Tetapi tidak pernah ada orang sehat yang dikerok, 'kan?
Kalau sudah minum jamu, dikerok, atau dipijat, perhatikan juga asupan makanan dan minuman.
Ini penting untuk mendorong kesembuhan saat menderita masuk angin. Ada baiknya banyak minum jus jeruk dan tomat, plus mengonsumsi makanan dan minuman hangat, seperti wedang jahe, sup kaldu ayam, dan yang terpenting cukup istirahat.
Yang perlu diwaspadai adalah rasa masuk angin yang disertai keringat berbutir-butir besar.
Atau, rasa masuk angin yang disertai nyeri, rasa tertekan, atau rasa berat di dada - biasa disebut sebagai angin duduk. Ini mungkin merupakan gejala awal serangan jantung berat, acap disebut flu-like syndrome.
Tindakan yang tepat dan segera adalah lewat pemberian oksigen dan obat khusus, bukan dipijat atau dikerok. Si pasien harus segera dibawa ke rumah sakit, paling baik dalam keadaan berbaring.
Loyo, ya istirahat!
Ancaman mudik tak hanya masuk angin. Perjalanan panjang dibarengi kemacetan tentu melelahkan dan menurunkan stamina.
Tak hanya sopir, penumpangnya pun merasakan kelelahan. Di pasaran banyak dijual minuman pembangkit stamina atau minuman suplemen.
Klaimnya bisa untuk memulihkan stamina yang loyo dalam waktu singkat. Jenis minuman suplemen ini pun beragam, di antaranya ada minuman isotonik dan minuman kebugaran.
Benar tidaknya minuman suplemen bisa memulihkan stamina secara seketika belum terbukti secara klinis.
Yang pasti menurut ahli gizi dr. Walujo Soejodibroto, setiap minuman antilelah hampir pasti banyak mengandung vitamin B kompleks. Masalahnya, vitamin B kompleks ini jika dikonsumsi berlebihan tidak langsung terbuang lewat air seni seperti vitamin C.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR