Intisari-Online.com - Semua orang tahu, baik mudik menggunakan kendaraan umum atau mobil pribadi, sama-sama menempuh perjalanan yang tak menyenangkan.
Pasti akan menjumpai kemacetan, udara panas, dan sejenisnya. Kecuali mudik menggunakan pesawat terbang, kemacetan hanya terasa saat menuju bandara dan keluar bandara.
(Baca juga: Sambil Mudik Lebaran dan Liburan, Singgah Dulu di Kediaman Raja-Raja Yogyakarta)
Ketika mudik melalui jalan darat, seharian berada di perjalanan akan membuat badan cepat lelah dan daya tahan tubuh menurun.
Belum lagi umumnya pemudik begitu sampai tujuan langsung bersilaturahmi, alih-alih istirahat memulihkan stamina. Tentunya ini akan memperburuk kesehatan pemudik. Saat stamina turun, penyakit pun mudah mampir.
Salah satu contoh penyakit yang sering menyerang pemudik adalah masuk angin.
Meski tiap orang bisa berbeda-beda, namun gejala masuk angin berkisar soal badan pegal linu, perut kembung, batuk pilek, sakit kepala, demam, sampai meriang. Memang masuk angin bukan penyakit berbahaya.
Tetapi bila sudah parah, virus dapat mudah masuk ke dalam tubuh.
Menurut dr. Zunilda S. Bustami, pada umumnya semua gejala masuk angin merupakan gejala flu (selesma/common cold), yang terjadi karena infeksi berbagai jenis virus.
Ada virus penghasil toksin (zat racun) yang menyebabkan berbagai gangguan fungsi sistem pencernaan, saluran napas, sistem otot rangka, dan peredaran darah.
Ada pula virus yang membuat radang di tubuh, di antaranya berupa demam dan nyeri. Di saluran napas, reaksi ini dapat berupa pilek dan hidung mampet.
Tidak ada obat yang dapat membunuh virus flu ini. Antibiotik pun tidak. Untungnya virus tidak pernah bertahan hidup lama.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR