Selang 5 - 7 hari serangan flu biasanya berakhir. Yang dibutuhkan penderita adalah istirahat dan minum yang cukup serta gizi yang baik untuk menghadapi demam tinggi yang menguras banyak energi dan cairan tubuh.
Minum jamu atau kerokan?
Umumnya, untuk mengenyahkan masuk angin orang minta dikerok.
Modalnya koin atau uang logam dan minyak angin atau balsem agar permukaan kulit tidak lecet ketika kerokan. Setelah kerokan badan terasa hangat dan tak lama sudah segar lagi.
(Baca juga: Setelah Lebaran, Jangan Tunda Cek Kolesterol)
Dr. Handrawan Nadesul bilang, fungsi kerokan lebih untuk mengembangkan pembuluh darah di kulit yang semula menguncup akibat terpapar dingin atau kurang gerak.
Setelah kerokan, pembuluh darah akan terbuka dan aliran darah kembali mengalir deras.
Penambahan arus aliran darah ke permukaan kulit ini meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan virus dan penyakit.
Namun tak semua orang suka kerokan. Entah karena merasa sakit, geli, atau kulit terasa lengket karena minyak angin.
Bagi mereka ini, bisa saja mengonsumsi jamu tolak angin.
Bahkan kini jamu tolak angin sudah dibuat praktis dengan dibentuk menjadi pil atau tablet. Tinggal minum sesuai aturan pakai, badan pun berangsur-angsur hangat dan bisa mencegah masuk angin.
Cara lain mengusir masuk angin adalah dengan pijat. Dengan dipijat, otot menjadi lemas dan pembuluh darah halus di dalamnya melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot.
Toksin yang menyebabkan pegal pun dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR