Namun, Harmani menandaskan bahwa infeksi ini tidak begitu saja bisa menyebabkan stroke. “Jadi, infeksi itu tidak berdiri sendiri menyebabkan stroke. Dia itu memicu,” katanya.
Infeksi kronik hanya akan memicu stroke kalau pembuluh darah sebelumnya sudah mengalami aterosklerosis (penebalan dan penyempitan). Harus dicatat, jika seseorang mengalami infeksi, bukan berarti ia berisiko tinggi terkena serangan stroke.
Infeksi bisa memicu stroke kalau memang terdapat faktor risikonya: hipertensi, diabetes, tinggi kolesterol, tinggi lemak,merokok, obesitas, dan kurang olahraga.
Jenis-jenis infeksi
Selain mekanisme di atas, ternyata infeksi kronis juga bisa mempercepat terjadinya aterosklerosis. Bahasa gampangnya, lemak dan kolesterol akan lebih mudah menempel menjadi kerak di pembuluh darah kalau seseorang mengalami infeksi kronis. Ini yang kurang disadari kebanyakan orang.
Ada banyak jenis infeksi kronis yang sudah terbukti berkaitan dengan stroke. Salah satunya, infeksi di rongga mulut, misalnya yang menyerang gigi dan gusi.
Mungkin awalnya hanya sakit gigi biasa. Tapi jika dibiarkan terus dan menjadi kronis, infeksi bisa saja mempercepat terjadinya aterosklerosis, lalu memicu terjadinya serangan stroke.
Contoh, infeksi Helicobacter pylori. Bakteri ini biasa menyebabkan infeksi di lambung, lalu menyebabkan tukak (luka) dan kanker lambung. Helicobacter pylori ini tergolong bakteri yang cukup tangguh karena bisa bertahan hidup di dalam cairan lambung yang asam.
Contoh lain, infeksi Chlamydia pneumoniae. Bakteri ini biasa menyebabkan infeksi saluran napas, misalnya pneumonia (radang paru-paru). Gejala penyakit ini di antaranya batuk, demam, dan kesulitan napas.
Jika berlangsung dalam jangka lama, infeksi bakteri ini pun berpotensi menjadi pemicu stroke pada penderita yang punya faktor risikonya.
Selain beberapa contoh di atas, masih terdapat banyak lagi infeksi yang berkaitan dengan stroke, seperti infeksi cytomegalovirus dan herpes simpleks. Kedua jenis infeksi ini biasanya diperiksa pada ibu hamil untuk mencegah bayi lahir prematur atau lahir cacat.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR