Lebih lanjut, PM berusia 93 tahun itu juga mendiskusikan bagaimana caranya memberikan pendanaan kepada partai politik.
Dia menjelaskan, pemerintahan koalisi Pakatan Harapan sempat mempertimbangkan untuk mengadopsi sistem Jerman di mana pemerintah menganggarkan dana untuk partai politik.
Namun, dia dan kabinetnya melihat cara itu dianggap tak efektif karena mereka tak ingin membebani para pembayar pajak untuk membiayai parpol.
Mahathir menjelaskan, selama menjadi oposisi, Pakatan Harapan biasanya menggelar makam malam untuk menggalang sumbangan.
Baca Juga : Ini 3 Taktik yang Digunakan Polisi untuk Membuat Tersangka Mengaku bahkan ketika Tidak Bersalah
Namun, dia menuturkan cara itu tak bisa lagi dipakai karena mereka kini telah berkuasa. Sebabnya pengumpulan donasi bakal menjadi jalan menuju korupsi.
"Kami telah saling menegaskan tidak akan ada korupsi. Karena korupsi terbesar biasanya berasal dari partai politik," terang Mahathir.
Dia mengakui parpol harus didanai. Dia dan kabinetnya berulang kali mencari solusi namun hingga saat ini, belum ada yang cocok.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR