Advertorial

Ini 3 Taktik yang Digunakan Polisi untuk Membuat Tersangka Mengaku bahkan ketika Tidak Bersalah

Moh. Habib Asyhad
Masrurroh Ummu Kulsum
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Inilah 3 cara yang dilakukan polisi saat menginterogasi tersangka, hingga mampu membuatnya buka suara.
Inilah 3 cara yang dilakukan polisi saat menginterogasi tersangka, hingga mampu membuatnya buka suara.

Intisari-Online.com – Interogasi polisi dirancang untuk mengekstrak pengakuan dari seorang terdakwa.

Petugas memiliki beberapa taktik yang digunakan untuk menarik pengakuan bahkan jika tersangka tidak bersalah.

Mereka juga dapat secara hukum berbohong pada tersangka dengan berbagai cara agar terdakwa mau berbicara.

Anda mungkin pernah membayangkan seorang polisi tidak mungkin membuat Anda mengakui suatu kejahatan yang tidak Anda lakukan.

Baca Juga : Dari Televisi Hingga Mesin ATM, Ini Barang-barang yang Disita Polisi dari para Penjarah di Palu

Tetapi, taktik tertentu yang mereka gunakan bahkan dapat membuat orang paling sulit berbicara pun mau untuk buka suara.

1. Polisi bertindak seperti ingin membantu Anda

Polisi selalu memberitahu terdakwa bahwa mereka hanya ingin membantunya.

"Kami sudah memiliki cukup bukti untuk menahan Anda, jadi ini adalah satu kesempatan Anda untuk menceritakan kisah Anda," adalah beberapa frasa yang digunakan polisi untuk meyakinkan terdakwa.

Jawaban terbaik yang bisa Anda katakan adalah, "saya menginginkan seorang pengacara."

Dalam People v Gurule (2002) California, seorang terdakwa dan komplotannya dicari karena pembunuhan.

Kaki tangan memberikan pengakuan penuh bahwa tersangka adalah pembunuhnya.

Polisi berbohong kepada terdakwa bahwa mereka memiliki cukup bukti untuk menjauhkannya dari kasus pembunuhan tersebut.

Tersangka kemudian mengatakan kepada polisi bahwa teman-temannya telah melakukan pembunuhan, dan pernyataannya itu digunakan polisi untuk melibatkannya dalam kasus itu.

Polisi tidak membantunya. Pekerjaan mereka hanya menyelidiki kasus.

Kasus yang paling sulit dituntut adalah dimana tersangka tidak mau berbicara kepada polisi. Satu-satunya hal yang dilakukan oleh polisi untuk membantunya adalah dengan memberatkan diri terdakwa sendiri.

Baca Juga : Polisi Malaysia Sedang Menyelidiki Semut Charlie yang Beracun dan Menyengat 2 Balita

2. Berbohong tentang pengakuan komplotannya

Cara lain yang dilakukan polisi untuk berbohong secara hukum kepada tersangka adalah dengan mengatakan kepada tersangka bahwa komplotannya telah mengaku.

Selama petugas tidak berbohong sampai pada titik paksaan, itu legal dilakukan.

Investigator biasanya menggunakan teknik ini untuk mengekstrak detail-detail kecil, seperti waktu kejahatan dan lokasi.

Polisi dapat mengajukan pertanyaan yang tampak tidak penting tetapi jawaban dari Anda dapat dijadikan sebagai fakta.

Seperti pertanyaan, "Dimana Anda bertemu teman Anda?"

Seperti kasus Martin Frazier dan sepupunya dalam sebuah bar tempat seorang korban terakhir terlihat hidup.

Kedua pria itu ditangkap. Saat menginterogasi Frazier, polisi berbohong dan mengatakan kepadanya bahwa sepupunya telah mengakui kejahatan itu dan mengatakan semuanya pada mereka.

Frazier tidak pernah mengaku, tetapi dia membuat pernyataan bahwa dia dan sepupunya ada di bar malam itu.

Pernyataan-pernyataan itu pleh penyidik ​​digunakan untuk menghukum Frazier.

Baca Juga : Ruby Rose Selebritas Paling Berbahaya di Internet, Ini Ancaman yang Mengintai Jika Kita Menelurusi Namanya

3. Polisi akan menganggap Anda bersalah

Penyidik ​​masuk ke setiap kasus dengan asumsi semua tersangka bersalah dan memperlakukan mereka seperti itu.

Polisi dilatih untuk mempelajari bahasa tubuh seperti kontak mata, gerak tubuh, dan postur untuk memahami kapan seseorang berbohong.

Seni menafsirkan bahasa tubuh dapat membantu simpatisan memahami apakah tersangka berbohong atau mengatakan yang sebenarnya.

Seperti seorang tersangka yang menyilangkan lengan, mereka tidak berpikiran terbuka.

Mereka yang memutuskan kontak selama interogasi sedang berbohong. Atau, orang yang menjawab pertanyaan terlalu cepat atau terlalu lambat sedang menipu.

Tetapi, apakah selalu benar?

Itu hanyalah perilaku yang ditunjukkan orang ketika mereka gugup.

Jika seorang tersangka tidak bersalah dan gugup, dia kemungkinan besar akan menunjukkan perilaku ini.

Sehingga lebih mudah bagi polisi untuk menggunakan taktik lain untuk memaksanya melakukan pengakuan palsu.

Baca Juga : Gempa dan Tsunami Sulteng: Pengingat Rawannya Indonesia Tertimpa Bencana karena Berada di Zona Ring of Fire

Artikel Terkait