Baca Juga : Winnie Mandela Meninggal, Ini Kisah Cinta Pertamanya dengan Nelson Mandela
Mandela juga diberi sebuah kemeja, dasi, sepatu, kaus kaki, dan pakaian dalam. Ketika pakaian resminya jadi, Munro memuji pakaian itu. "Mandela, sekarang Anda tak ubahnya seorang perdana menteri, bukan seorang narapidana."
Pertemuan itu berhasil dilakukan. Sayangnya, rencana pertemuan kedua tidak dikabulkan pemerintah. Namun, Mandela akhirnya diberi kesempatan bertemu Coetsee. Pertemuan ini berlangsung hangat. Di akhir pertemuan, sang menteri bertanya, "Apa langkah berikutnya?"
Mandela segera menjawab bahwa ia ingin bertemu presiden dan menteri luar negeri. Coetsee mencatat keinginan Mandela itu.
Pada 1987 Mandela beberapa kali melakukan pertemuan dengan Coetsee. Pada tahun yang sama, pemerintah akhirnya membuat proposal konkret yang pertama. Pemerintah akan membentuk komite beranggotakan pejabat senior yang dipimpin Coetsee untuk berdiskusi dengan Mandela.
Baca Juga : Nelson Mandela, Pejuang Sekaligus Pemimpin Inspiratif dengan Sejuta Nama
Tinggal di cottage
Pada 9 Desember 1988 malam Mandela secara terburu-buru dipindahkan. Kali ini bukan ke dalam sel, melainkan ke sebuah cottage yang berada di Victor Verster, 35 mil tenggara Cape Town. Cottage itu dikelilingi pagar beton dan dinaungi sebatang pohon yang tinggi.
Di dalamnya terdapat sebuah ruang tamu yang luas di sebelah dapur yang juga luas, serta tempat tidur yang lebih luas lagi. Malam itu, ia dapat tidur dengan sangat nyenyak.
Baru keesokan paginya, ia mengetahui bahwa di belakang cottage itu terdapat kolam renang dan dua ruang tidur kecil. Di tempat inilah ia menjalani sisa hukumannya.
Baca Juga : Ada yang Masih Ingat Nelson Mandela? Inilah 5 Fakta Tak Terduga Tentang Nelson Mandela
Siang harinya, ia kembali dikunjungi Kobie Coetsee. Kali ini Coetsee menjelaskan bahwa tempat ini akan menjadi rumah terakhir Mandela sebelum menjadi orang bebas.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR