Advertorial
Intisari-Online.com – Kantor Berita AFP telah menulis suatu seri karangan. Judulnya "Kebiasaan makan di seluruh dunia". Tidak semua kami ambil, tetapi inilah beberapa diantaranya. Mungkin menarik juga sebagai bahan perbandingan.
Seperti yang pernah tertuang dalam Majalah Intisari edisi April 1978, dengan judul Dari Daging Panggang Argentina Sampai Pangsit Peking.
Propaganda rejim militer menggambarkan Argentina sebagai daging steak lezat yang sedang diincar oleh rahang ganas subversi internasional.
Poster di dinding-dinding Buenos Aires menunjukkan sebuah peta dari negara yang berbentuk segi tiga ini, digambarkan sebagai iga panggang diapit oleh garpu dan pisau. Slogannya berbunyi: Mari kita bersatu agar jangan dilahap subversi.
Baca Juga : Dulu Kaum Yahudi Hampir Memilih Argentina Sebagai Tanah Air, Bukan Palestina
Sebuah iklan TV juga menyampaikan pesan yang sama. Iklan itu menunjukkan satu “tentara” garpu sedang menusuk-nusuk bistik nasional, diiringi suara yang mengatakan bahwa Argentina akan dikoyak-koyak oleh kekuatan subversi internasional, kecuali kalau orang bersatu.
Rejim militer yang bertekad untuk memperbaharui negaranya tidak segan-segan untuk menggunakan simbol yang bisa dimengerti oleh setiap orang Argentina. Para perwira yang berkuasa tahu bahwa Argentina tanpa daging panggang bukan Argentina lagi.
Beberapa tahun yang lalu ketika Argentina mengekspor daging dalam jumlah besar, konsumsi domestik harus dikurangi. Di restoran-restoran ada hari-hari "tanpa daging".
Jarang ada keluarga yang tidak memanggang daging paling sedikit sekali sehari. Sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang normal menghabiskan sekilo daging sehari. Biasanya dimakan dengan slada, tomat, bawang mentah.
Baca Juga : Berniat Tenangkan Pasar, Presiden Argentina Malah Buat Blunder yang Bikin Rakyat Panik
Dagingnya sebelumnya dicuci dengan anggur merah. Argentina memang produsen anggur merah ke lima terbesar di dunia.
Kebanyakan orang Argentina memulai hari dengan mate, suatu minuman yang terbuat dari daun kering sebuah tanaman suci dan diminum dengan sedotan. Namun pada siang hari bau daging bakar sudah memenuhi jalan-jalan.
Tidak mustahil kalau anda melihat sekelompok tukang sapu jalan atau pegawai bangunan sedang mempersiapkan sebuah "parrilada" untuk teman-temannya. Caranya dengan membuat suatu onggokan arang dan membakar daging di atasnya dengan panggangan.
Bagi orang miskin sekalipun, daging lebih murah dari makanan lain seperti sayur segar yang memang barang mewah di sana.
Pukul lima sore, waktu mate lagi, di rumah atau di tempat kerja. Makan malam biasanya terdiri dari slada, sisa daging yang sudah dingin, telur atau pasta. Spaghetti dan mi, juga tidak mahal dan disukai orang, karena mereka kebanyakan turunan Italia.
Argentina tanpa daging bukan Argentina lagi. Setiap pemerintah yang berniat untuk mengurangi konsumsi daging domestik agar lebih banyak bisa diekspor menjadi pemerintah yang tidak populer.
Orang Argentina rata-rata setahun menghabiskan hampir 100 kilo daging seorang. Biarpun ada krisis ekonomi, inflasi dan resesi, konsumsi daging per kapita naik dari 88.5 kilo tahun 1970 menjadi 97 kilo tahun 1976.
Sejak Argentina menjadi negara, rakyatnya memang suka makan daging. Jumlah ternak 60 juta ekor, jumlah rekor didunia. Dan ini berarti sekitar seekor untuk setiap dua setengah penduduk.
Baca Juga : Meski Kalah Dalam Pertempuran, Pasukan Argentina Malah Dipuji Pasukan Elite Inggris yang Menaklukkanya
Pada hari minggu sering tampak kelompok yang paling sedikit terdiri dari 20 orang berkumpul- kumpul di taman rumah, taman umum atau di daerah pedesaan untuk ramai-ramai memanggang daging.
Untuk 20 orang itu tuan rumah paling sedikit harus menyediakan 10 kilo iga atau pinggang untuk dibakar di atas arang. Sebelum daging itu siap, para tamu sudah menghabiskan banyak sosis, roti manis, kue, sedangkan anggur bisa ambil sendiri dari tong.
Sayurnya terdiri dari tomat, slada dan bawang. Biasanya tidak ada dessert, tetapi mate akan disajikan sebagai minuman penutup.
Pesta makan keluarga ini tidak mengurangi bisnis restoran. Pada hari biasa bistro, pizzeria, grills dan tempat makan lain di Buenos Aires selalu penuh sesak. Menurut sebuah majalah bisnis mereka menyediakan tempat untuk 75 ribu tamu sekaligus.
Baca Juga : Demi Tangkap dan Hukum Sendiri Penjagal Warga Yahudi, Mossad ‘Obrak-abrik’ Argentina
Di restoran Argentina bukan hanya porsinya yang maksi. Ruang duduk juga tidak kecil. Ruangan untuk 200 orang merupakan ukuran normal dan banyak restoran bisa menyediakan tempat untuk 600 sampai 1000 tamu.
Orang Argentina golongan menengah ditemukan di makan semua tempat, tetapi yang kaya lebih mementingkan masakan Perancis.
Namun andaikata anda ingin masakan negara lain, tidak perlu kawatir. Di ibu kota itu ada 19 restoran Jerman, 20 restoran gaya Amerika. Selain itu ada tempat restoran Inggeris, tiga Arab, dua Chili, 15 Cina, 17 Spanyol, 29 Perancis, tiga Yunani dan empat Honggaria.
Total 165 restoran yang menyajikan makanan internasional, sedangkan 32 mempunyai keistimewaan masakan Italia. Empat khusus masakan Jepang dan tiga masakan Yahudi. Yang benar tidak ada ialah restoran yang menyediakan makanan vegetaris (tanpa daging).
Baca Juga : Ketika Alam 'Membalas': Sungai Besar di Argentina Ini Tiba-tiba Muncul dalam Semalam