Advertorial

Demi Tangkap dan Hukum Sendiri Penjagal Warga Yahudi, Mossad ‘Obrak-abrik’ Argentina

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com - Setelah melalui operasi rahasia yang sangat cermat dan rapi agen rahasia Mossad akhirnya berhasil menemukan jejak dalang penjagal warga Yahudi, Adolf Eichmann di Argentina.

Operasi penangkapan Eichmann secara hidup-hidup pun segera digelar oleh Mossad.

Pada 11 Mei 1960 Mossad akhirnya berhasil meringkus Eichmann di pinggiran kota Buenos Aires.

Cara penangkapan itu sendiri sekali lagi menguji kesabaran para agen Mossad.

(Baca juga: Bukan ‘Kesaktiannya’, Pasukan Tank Belanda Takut pada Sri Sultan Hamengkubuwono IX karena Pendidikannya)

Tim Mossad terdiri dari tim pengintai dan tim penyergap yang berpura-pura sedang memperbaiki mesin mobil yang rusak.

Padahal mobil yang pura-pura rusak itu sedang dipersiapkan untuk mengangkut Eichmann.

Saat menunggu Eichmann turun bus pada sore hari, ternyata ia tidak berada di bus pertama dan kedua.

Para agen Mossad mulai berspekulasi jangan-jangan Eichmann tahu akan disergap dan menghilang.

Tapi pada saat Mossad mulai berspekulasi tiba-tiba datang bus ketiga dan disusul turunnya seorang pria yang adalah Eichmann.

Begitu turun dari bus Eichmann berjalan tenang menuju rumahnya sambil melintasi mobil yang sedang diperbaiki.

Pada saat yang tepat agen Mossad pun menyergapnya dan membawanya kabur.

Para agen Mossad lalu menyembunyikan Eichmann di sebuah rumah. Mereka menawari Eichmann, mau langsung dibunuh atau diadili di Israel.

(Baca juga: Sedang Bokek, Bung Karno Ternyata Pernah Pinjam Uang pada Temannya untuk Bayar Utang dan Beli Cat)

Dia memilih diadili. Para agen menyekapnya sambil menunggu kesempatan untuk meloloskannya dari Argentina.

Akhirnya pada 21 Mei 1960 Eichmann setengah dibius dan dirinya dikenakan pakaian seragam pramugara maskapai penerbangan Israel El Al.

Dia diselundupkan masuk ke sebuah pesawat Bristol Britania El Al, yang terbang lewat Dakar sebelum ke Israel.

Ketika Eichmann sudah tiba di Israel dan kemudian diumumkan, dunia internasional pun langsung gempar.

Operasi penculikan rahasia ini secara politis memang amat peka, karena berarti melanggar kedaulatan Argentina.

Betul saja, reaksi Argentina amat keras dengan unjuk rasa anti-Yahudi.

Kedua pemerintah berunding untuk memecahkan masalah kontroversial ini.

Argentina sampai meminta DK PBB untuk ikut campur karena menyangkut kehormatan serta kedaulatan negaranya.

Pada bulan Agustus kedua negara sepakat mengakhiri pertikaian.

Eichmann mulai diadili di Yerusalem pada 11 April 1961, dengan 15 dakwaan kriminal seperti kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan terhadap bangsa Yahudi, dan lain-lain.

Dunia dan media internasional memberi perhatian khusus, termasuk segala kontroversinya.

Jerman Barat juga ingin mengintervensi, karena takut sejumlah pejabat pemerintahannya yang dulu pernah bekerja untuk Nazi juga terungkap.

Setelah memeriksa 100 saksi termasuk mereka yang selamat dari kamp konsentrasi Nazi, ribuan dokumenter, dan lain-lain, pengadilan menjatuhkan hukuman mati pada 15 Desember 1961.

Namun demikian, Eichmann berusaha mengajukan kasasi agar lolos dari hukuman mati.

Bulan Mei 1962 Mahkamah Agung Israel menolak kasasi Eichmann.

Dengan alasan bahwa yang bersangkutan bertindak bukanlah semata-mata karena perintah atasan.

Melainkan dia sendirilah atasan itu dan ikut memberi perintah untuk pelaksanaan “Solusi Final” terhadap bangsa Yahudi.

Presiden Israel saat itu, Yitzhak Ben-Zvi juga menolak memberi grasi.

Hukuman mati berupa eksekusi dengan cara digantung terhadap Eichmann dilaksanakan pada 31 Mei 1962.

Hukuman mati sengaja dilakukan menjelang tengah malam di sebuah penjara di Ramla, Israel untuk menghindari liputan dari media massa.

(Baca juga: Dulu Dicampakkan, Kini Buah Ceplukan Harganya Selangit)

Artikel Terkait