Advertorial
Intisari-Online.com -Maksud hati membuat pasar tenang, namun justru Presiden Argentina Mauricio Macri membuat blunder yang membuat pasar keuangan Argentina makin panik.
Setelah tujuh hari berturut-turut peso Argentina turun dalam, Presiden Argentina Mauricio Macri pada Rabu (29/8), memutuskan membuat pidato yang langka untuk meyakinkan pasar bahwa Argentina tidak kesulitan membayar utangnya.
Dalam pidato selama dua menit di televisi, Macri juga mengumumkan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mempercepat pencairan pinjaman sebesar U$ 50 miliar.
Nah, pengumuman ini malah meningkatkan alarm tentang kemampuan Argentina untuk membiayai dirinya sendiri dan mendorong penurunan kurs peso.
Baca juga:Inilah Pohon Beringin Terbesar di Dunia, Saking Besarnya Sampai Membentuk Hutan Sendiri
IMF sendiri tak segera merespon pengumuman Macri tersebut. Meski pada akhirnya IMF menyatakan sedang mempertimbangkan mempercepat pembayaran karena kondisi pasar yang buruk.
Seorang pejabat senior Kementerian Keuangan Argentina seperti dikutip Reuters mengatakan, Macri telah berbicara dengan para pemimpin negara-negara pemegang saham utama IMF pada Selasa lalu (28/8), sebelum ia berpidato di televisi.
Namun pejabat itu mengakui bahwa Argentina bergegas mengumumkan pengumuman itu setelah beberapa hari menghabiskan banyak cadangan devisa namun tetap gagal menstabilkan peso.
"Apa yang Presiden inginkan adalah untuk memberikan pesan yang meyakinkan di pasar terbuka bahwa perjanjian itu dilakukan," kata pejabat itu kepada Reuters.
Baca juga:Mel B Lakukan Rehabilitasi karena Kecanduan Seks: Ini Kecenderungan Umum dan Cara Mengatasinya
Analis dan investor menilai, pengumuman ceroboh itu merupakan serangkaian kegagalan komunikasi dan janji-janji yang telah merusak kredibilitas pembuat kebijakan Argentina, menghancurkan kepercayaan pasar pada kemampuan pemerintah untuk membalikkan ekonomi yang dilanda inflasi.
Pada pembukaan perdagangan Kamis (30/8), mata uang Argentina jatuh lebih dari 15% ke rekor rendah 39 peso per dollar AS karena para investor cemas tentang kemampuan Argentina dalam membayar utangnya.
Jatuhnya peso itu membuat Bank Sentral Argentina mengerek suku bunga acuan dari 45% menjadi 60% pada Kamis (30/8).
Argentina beralih ke IMF pada awal tahun ini setelah pelemahan peso membuat utang dalam mata uang asing lebih mahal untuk dibayar.
IMF telah mencairkan pinjaman senilai US$ 15 miliar pada bulan Juni 2018, dengan rencana untuk mencairkan sisanya jika Argentina memenuhi target untuk mengurangi defisit fiskal.
Namun, kesepakatan itu tidak mencakup semua kebutuhan keuangan Argentina. Negara ini masih perlu mengumpulkan dana US$ 8 miliar dari pasar pada 2019.
Pesan yang membingungkan dari Pemerintah Argentina dalam segala hal, mulai dari kenaikan pajak, kenaikan suku bunga, dan independensi bank sentral telah merusak kepercayaan investor pada Macri.
Bagi beberapa orang, pidato Macri yang disiarkan Rabu lalu adalah langkah yang terlalu jauh.
"Pesan itu ditujukan kepada orang-orang yang salah," kata Jorge Mariscal, Kepala Investasi Pasar Negara Berkembang UBS Wealth Management.
Pada pidato yang disiarkan secara nasional itu, kata Mariscal, tampaknya telah muncul situasi darurat sehingga Argentina harus kembali meminta bantuan lebih banyak.
Argentina memiliki sejarah panjang krisis keuangan dan telah gagal bayar dua kali, termasuk selama krisis ekonomi 2001-2002. Gagal bayar utang menjerumuskan jutaan warga Argentina ke dalam kemiskinan.
(Khomarul Hidayat)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.iddengan judul "Blunder Presiden Argentina yang membuat peso makin terperosok."
Baca juga:Ketika Susu Berubah Menjadi Marmer, Bensin Membeku, dan Ludah Jatuh sebagai Serpihan Es