Kepandaian saya dalam hal itu kurang, walaupun nenek saya dan saudara-saudaranya biasa membatik. Saya cuma bisa memenuhi keinginannya untuk menjelaskan bagaimana proses menghilangkan lilin dan mewarnai.
Nasi gorengnya dimodifikasi
Hidup di rantau membuat kita mengenal pelbagai variasi nasi goreng. Kalau mengundang teman-teman senegara, nasi gorengnya pedas, dengan cabai yang dihaluskan. Kalau makan-makan dengan kawan-kawan dari negara lain di Asia, nasi gorengnya dimodifikasi.
Cabainya sedikit, cuma diiris saja. Kecap manis pun diganti dengan kecap asin. Nasi goreng untuk teman Eropa tidak memakai cabai. Supaya ada merah-merahnya, cabai diganti dengan potongan paprika. Nasi gorengnya dihiasi dengan kacang polong dan ... nenas.
Baca Juga : Jika Menyantap Nasi Goreng Buatan Istri, Bung Karno Lebih Suka Gunakan Tangan Daripada Sendok
Teman-teman ternyata tertarik untuk belajar tari piring. Tari itu tidak sulit, padahal menarik untuk dilihat karena memakai lilin.
Mereka belajar mula-mula dengan piring plastik. Itu pun sudah serius, apalagi ketika sudah memakai piring porselin. Sampai-sampai ada yang keseleo pergelangan tangannya karena salah memutar.
Sebagai orang Indonesia kita sering dianggap tahu banyak tentang fauna dan flora Indonesia. Saya pernah diminta berbicara dalam seminar anggrek di Swedia. Tentu saja saya terpaksa menolak, sebab tahu apa saya tentang anggrek?
Yang sering juga ditanyakan antara lain komodo, bunga bangkai dan bagaimana rasanya hidup di negara yang mataharinya bersinar terik sepanjang tahun, sehingga kita tidak teralang untuk bercocok tanam sepanjang tahun pula.
Yang ingin diketahui orang tentang kita di Eropa memang berbeda daripada yang ingin diketahui oleh para tetangga kita di Asia yang tinggal lebih dekat dengan kita.
Di Malaysia, ketika empat jam setelah melahirkan saya sudah berjalan-jalan dekat ruang bersalin, ibu-ibu menanyakan, jamu apa yang saya minum sampai saya bisa sesegar itu.
Banyak orang mengira jamu bisa menyulap manusia dari gemuk menjadi langsing, dari loyo menjadi segar dan seterusnya.
Saya katakan bahwa jamu pun membutuhkan usaha dari peminumnya, umpamanya saja bahwa jamu singset akan percuma kalau sepanjang hari kita makan coklat.
Di Malaysia ini orang-orang yang tertarik pada jamu tidak terbatas pada satu golongan etnis saja. Orang Melayu, Cina, India maupun Eropa tertarik pada jamu kecantikan dan kesehatan.
Jadi kalau Anda atau anak Anda merencanakan belajar atau pergi ke luar negeri untuk waktu yang lama, harap jangan lupa untuk berbekal pengetahuan tentang negara kita sendiri secukupnya, karena akan banyak membantu kita meluaskan pergaulan.
Tapi, di zaman digital seperti sekarang ini, rasanya tidak sulit mencari apapun informasi yang kita perlukan, termasuk tentang negara kita sendiri.
Baca Juga : Memanjakan Mata dengan Batik Solo, Jangan Lupa Borong Batiknya!
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR