Ia membeli alat pers seharga 7000 kroon. Pers ini dirubah dan setelah melakukan beberapa percobaan ia berhasil membuat barang yang sama dalam waktu 38 detik. Setelah pengalaman ini ia membuat pers kedua yang dijual ke Jerman denganharga 450.000 kroon.
Tak lama kemudian mesin-mesin bekerja di 28 negara. Thorsen tinggal menerima hasil lisensinya dan perhatiannya dapat dicurahkan pada bidang-bidang lain. Ia mulai membuat wajan goreng, kereta dorong, almari es dan mobil kemah.
Kirim tilgram pada Kruschev
Pada suatu hari ia mengirim tilgram pada Kruschev pribadi; Saya dengan tuan perlu ikan haring. Saya punya banyak. Mari kita mengadakan transaksi.
Rupanya pejabat tinggi dari Moskou ini suka dengan cara Thorsen. Mereka benar-benar berhubungan dagang.
Baca Juga : Wah, Jenazah Jutawan Ini Dipakaikan Perhiasan Emas Rp1,3 Miliar Sebelum Dikremasi
Kemudian menyusul alat-alat pemanas. Juga di sini terbukti jiwa praktis Thorsen. Untuk menghindari supaya bagian atas yang sering basah karena uap jangan berkarat, lempengan baja haras dilipat dengan cara tertentu.
Untuk melipat ini ia perlu pers-pers khusus. Pers itulah yang dibuat. Karena pada suatu ketika tidak dapat memenuhi pesanan-pesanan lagi ia mulai mengekspor pabrik-pabrik komplit ke seluruh dunia.
Bulan November 1969 majalah “Business Digest” menulis bahwa Thorsen telah membuat kontrak dengan sebuah pengusaha Inggris untuk menjual alat pemanas seharga 3 milyar kroon (sekitar 190 milyar rupiah) yang harus diserahkan dalam jangka waktu 6 tahun.
Tak suka tetangga ngintip jendela.
Baca Juga : Perkenalkan, Dato Seri Vida, Jutawan Malaysia yang Bikin Heboh karena ‘Mandi’ Pakai Uang
Lalu ada industri rumah. Thorsen mengatakan bahwa ia mau bekerja secara ekonomis. Banyak bahan bangunan akan dibuat dalam pabrik dulu seperti dinding, jendela, tangga. Setelah selesai akan diangkut dengan, truk-truk ke tempat pembangunan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR