Advertorial
Intisari-Online.com- Jika Anda memiliki kesempatan untuk terbang di atas “Datong County” China Utara, maka Anda akan dapat melihat dua panda raksasa.
Ya, dua panda raksasa ini adalah ladang seluas 248 hektar yang terbuat dari ribuan panel surya 100 megawatt.
Panda Green Energy, perusahaan yang membangun ladang surya ini menganggapnya sebagai citra harta nasional China.
Tak hanya di dalam negri, China juga memiliki banyak Ladang Tenaga Suryanya di negara lain seluruh dunia.
Baca Juga : Larangan Menikah di Bulan Suro Bukan Hanya tentang Buang Sial, tapi Ada Maksud Lain di Baliknya
Bahkan jika tenaga surya itu menghasilkan listrik sekaligus, maka dapat memberdayakan seluruh Inggris beberapa kali.
Pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia saat ini berada di Gurun Tengger Cina dengan kapasitas lebih dari 1.500 megawatt.
Dilansir dari BBC, Selasa (4/9/2011), menurut Badan Energi Internasional (IEA) lebih dari 60% panel surya dibuat di China.
Baca Juga : Gara-gara Ulah Pesawat Jet F-16, Nelayan Jepang Minta Ganti Rugi Rp12 Miliar kepada Amerika
Dalam beberapa dekade terakhir, China sendiri juga mendorong investasi infrastruktur di daerah Tibet.
Beberapa berpendapat bahwa investasi semacam itu memiliki motif politik untuk memperkuat otoritas Tiongkok.
Beberapa ladang tenaga surya raksasa saat ini juga tengah dibangun oleh China di seluruh dunia, dengan India mendapat porsi banyak.
Panda Green Energy bahkan memiliki 'Program 100 Panda' yang bertujuan untuk membangun ladang-ladang surya di negara lain.
Baca Juga : Kerbau Bule Kiai Slamet yang Diarak di Malam 1 Suro, Kotoran dan Kutunya pun Diburu karena Dianggap Sakti
Uniknya desain dari ladang itu tetap harus memperlihatkan simbol panda.
Semisal di Fiji akan ada panda dan rugby, sementara di Kanada ada panda dan daun maple khas Kanada.
Tetapi jika pembangkit listrik raksasa semacam ini terus menerus dibangun, maka akan ada efek mengerikan di masa depan.
Baca Juga : Balita Terkunci di Dalam Mobil, Warga Bantu Semprot Air Karena Orangtuanya Tak Mau Kaca Mobilnya Dipecah
Yakni limbah panel surya.
Panel-panel ini hanya dapat bertahan sekitar 30 tahun atau lebih, etelah itu mereka harus diuraikan.
Sulit untuk mendaur ulang mereka karena mengandung bahan kimia berbahaya seperti asam sulfat.
China diperkirakan akan mengalami ledakan limbah panel surya tiba-tiba pada 2040 dan saat ini tidak ada solusi untuk masalah itu.
Mungkin ini bukan masalah serius seperti halnya limbah nuklir, namun ini adalah masalah ketika kita memastikan ladang tenaga surya raksasa ini adalah green energy (teknologi hijau ramah lingkungan).
Baca Juga : Hati-hati beli Mobil Warna Ini, Susah Lakunya Saat Dijual Lagi