Guna memuluskan rencana, Flemming menghidupkan kembali The Link, organisasi persahabatan Inggris-Jerman sebelum perang.
Dia juga mengusulkan nama Duke of Hamilton kepada Hess sebagai rekan paling pas.
Hess sendiri pernah bertemu Duke di sela-sela Olimpiade Berlin 1936. Keramahan Duke of Hamilton membuat Hess sangat terkesan.
Gosip yang beredar, Duke memiliki akses langsung ke Istana dan Churchill.
Hess juga dibisiki terbuka lebarnya kesempatan membelot lewat sang Duke yang bertugas di pangkalan RAF di Skotlandia.
Pendaratan pesawat kecil di sana dijamin tak akan diketahui London.
Keinginan Hess menjadi juru damai makin kuat setelah bekas mentornya, ahli geopolitik Prof. Haushofer, bermimpi melihat Hess ada di balairung sebuah puri Inggris, mengemban misi perdamaian kedua bangsa.
Hess jadi kian bersemangat.
Namun, sesungguhnya Hess punya alasan pribadi di balik misinya.
Perang membuat tangan kanan Hitler itu terabaikan.
Jabatannya sebagai wakil fuehrer di partai tidak lagi dianggap strategis, karena konsentrasi lebih terfokus pada urusan perang dan politik luar negeri.
Hess berharap, bila peran sebagai juru damai Inggris–Jerman berhasil, dia dapat merebut kembali perhatian Hitler, sekaligus menjadi pahlawan perdamaian.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR