Terjadinya anemia diduga karena adanya bekas gigitan cacing tambang pada dinding usus yang relatif sulit menutup akibat adanya enzim cacing yang memiliki sifat sebagai antikoagulan sehingga darah sukar membeku.
Sekitar 30-54% anemia sedang hingga berat yang terjadi pada wanita Asia dan Afrika disebabkan infeksi cacing tambang.
BACA JUGA: Kisah Naif Pria Dengan Organ Intim Terpanjang di Dunia, Bermimpi Taklukkan Industri Film Porno
Untuk mencegah terinfeksi cacing tambang, ada baiknya kita memahami siklus hidup dan penyebaran cacing tersebut.
1. Tumpukan kotoran dari hewan yang menjadi inang (biasanya anjing dan kucing) bisa mengandung telur cacing tambang. Telur menetas pada tanah berpasir yang hangat dan lembap.
2. Larva yang kontak dengan kulit manusia bisa memasuki akar/folikel rambut, retakan kulit yang kecil, atau bahkan kulit yang utuh.
Larva kemudian berpindah ke bawah kulit. Tidak seperti pada inang hewan, larva tidak bisa menembus keseluruhan lapisan kulit (dermis) pada manusia, sehingga membatasi larva migrans hanya berada di lapisan luar saja.
3. Pada inang hewan, larva menembus dermis dan menuju sistem vena serta limfatik, membuat larva bisa menuju ke paru-paru.
Migrasi ke trakea bisa membuat larva ditelan oleh hewan inang. Larva dimungkinkan mengalami pendewasaan di usus, dan pada akhirnya menghasilkan telur, yang kemudian dikeluarkan bersama dengan kotoran/tinja.
BACA JUGA: Tanda-tanda Pasangan Hanya Memanfaatkan Anda, Salah Satunya Mungkin Sedang Anda Rasakan
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR