Bung Karno mendesak, “Fat, kau cinta padaku?”
Aku berpikir Bapak mempunyai isteri, aku jadi bingung untuk menjawab pertanyaan itu. Aku hanya mampu berkata, “Fat kasihan sama Bapak,” dengan singkat.
“Aku tak mau Fat kasihan padaku, tetapi kau harus katakana bahwa kau cinta padaku. Ketahuilah Fat aku bingung menjawab pertanyaan ibuku di Blitar, berulang kali beliau menyurati kapan ia diberi cucu lelaki.”
Dikatakannyalah bahwa mbakyunya sudah mempunyai 4 orang putera. “Aku dalam pembuangan. Hanya kaulah seorang jadi penghiburku. Jika aku berada di Jakarta dapat aku berunding dengan Moh. Husni Thamrin atau Mr. Sartono dan lain-lainnya. Siapa yang akan memiliki buku-buku yang kau lihat di kamarku itu?
Baca juga: Terbiasa Hidup Susah, Bung Karno Pun Jadi 'Penyelundup' Saat Diasingkan ke Flores
Aku ingin satu anak laki-laki, satu saja, kalaupun lebih, syukur alhamdulilah. Aku seorang pemimpin rakyat yang ingin memerdekakan bangsanya dari Belanda, tapi rasanya aku tak sanggup meneruskan jika kau tak menunggu dan mendampingi aku.
Kamu cahaya hidupku untuk meneruskan perjuangan yang maha hebat dan dahsyat….” Rayuan maut.
Di Bengkulu ada beberapa cendekiawan Indonesia, yang menjadi pejabat karesidenan, tapi rapat bergaul dengan kalanganku dan keluarga Bung Karno, antara lain Dr. Warorountu seorang dokter hewan, dan seorang dokter lain, yaitu Dr. Jamil.
Setelah aku menceritakan pernyataan cinta Bung Karno, aku tak dapat mengetahui tanggapan orangtuaku. Aku sendiri terlibat pikiran dan perasaan yang tak menentu.
Setelah dipikirkan matang-matang oleh ayah, ayah mengambil keputusan akan minta nasehat dari orang tua-tua. Tapi tekadku sendiri bulat. Andakata pun pinangan akan diterima, aku baru akan dapat menyetujui apabila Bung Karno bercerai baik-baik dengan ibu Inggit.
Aku tidak dapat menerima poligami. Aku tak akan mau dimadu.
Baca juga: Tak Ingin Lihat Istri-Istri Suaminya, Fatmawati Tak Pernah Jenguk dan Hadiri Pemakaman Bung Karno
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR