Di tengah pembicaraan, ia sempat mendengar nama "Jackie" disebut, kemudian terdengar suara teriakan seorang wanita di belakang Williams.
Juga terdengar suara televisi dengan volume yang keras, sehingga ucapan Williams sulit didengar.
Ketika Williams bertanya apakah boleh menelepon kembali nanti, di latar belakang terdengar kata "potret" disebut oleh si wanita. Dari situ ia menduga ada perselisihan mengenai foto-fotonya yang dibuat oleh Williams.
Menurut teman itu lagi, yang mengenal Williams dengan baik, Williams bukanlah laki-laki yang bijaksana jika berhadapan dengan wanita.
Yang terlintas di benaknya, Williams bisa dengan mudah membahayakan perempuan yang mengeluh. Namun, entah bagaimana keadaannya berbalik dan Williams justru yang menjadi korban. Jadi, apakah pembunuh Williams itu Jackie?
Saat melakukan pengecekan ulang pada petunjuk telepon pribadi Williams, kedua detektif menemukan sebuah nomor seorang wanita yang menimbulkan tanda tanya. Ketika dihubungi, telepon itu tidak menjawab.
Lalu, kedua detektif itu pun menelusuri alamat itu dan mendatanginya untuk menanyai Jackie Foggie.
Tak ada yang membukakan mereka pintu. Kedua detektif itu menemui wanita pengawas apartemen, yang kemudian membawa mereka ke tempat tinggal si penyewa.
Kepada para detektif itu pengawas gedung mengatakan, Foggie pindah anpa memberi tahu sebelumnya.
Pengawas apartemen itu bahkan dapat memastikan, Jackie pergi begitu saja, belakangan baru seorang teman prianya memberitahu soal kepergian Foggie.
Dari wanita pengawas apartemen kedua detektif tahu, teman pria Foggie ternyata juga tinggal di gedung yang sama dengan Foggie.
Tanpa menunda-nunda, keduanya segera menjumpai laki-laki itu yang kemudian mengatakan kalau Foggie sudah pergi sehari sebelumnya tanpa banyak keributan.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR