Suatu kali, menurut Foggie, Williams melakukan hubungan seksual secara keterlaluan, tetapi ia berusaha menahan diri lebih karena rasa takut.
Jackie tetap mempunyai harapan yang tinggi untuk menjadi seorang model. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Williams gagal menepati janji.
Biaya untuk memberi layanan seksual yang dimintanya akhirnya semakin menjadi-jadi. Williams akhirnya menjinakkan Jackie dengan kokain.
la mulai menjadikan narkoba sebagai bisnis utamanya. Ia membeli perhiasan dan sebuah mobil baru.
Di lain pihak, Jackie semakin ketagihan kokain. Dalam waktu tidak lama ia tak bisa berbuat apa-apa tanpa kokain - atau tanpa Williams yang jadi pemasok.
Jackie pun akhirnya membantu Williams menyiapkan bungkusan-bungkusan kecil kokain, yang dijual Willliams kepada pelanggan.
Mereka juga melakukan hal itu pada malam tewasnya Williams. Setelah itu, mereka menggunakan kokain dan minum alkohol. Menjelang malam, keduanya teler.
Menurut Foggie, ia menghidupkan televisi dan menonton tayangannya, sementara Williams masuk ke ruang lain untuk menelepon.
Foggie marah kepada Williams karena dipaksa melakukan hubungan seksual yang tidak disukainya dan Williams gagal menjadikannya seorang model. Ia pun memaki Williams dan Williams balik memakinya (sementara telepon masih ada di tangan Williams).
Kemudian Williams meletakkan gagang telepon dan mengambil pistol kaliber 22 yang disimpannya di laci, lalu mengarahkannya ke Foggie.
Kata Foggie, ia menyambar kaleng hair spray dan menyemprotkan isinya tepat ke mata Williams. Williams menutup wajahnya dan pistolnya jatuh ke lantai. Ia mencoba menyambar Foggie, berusaha mencakar wajahnya.
Foggie lalu menyambar pistol itu dan menekan pelatuknya berulang kali. Ketika Williams mencoba merenggutnya beberapa kali, sebelah tangannya masih menggosok-gosok matanya, sementara tangan yang lain berusaha menggapai Foggie.
Melampiaskan dendam
Akhirnya, sambil mengerang, Williams pun roboh. Revolver itu kosong. Dari lima peluru di dalamnya, dua peluru gagal mengenai sasaran dan menembus dinding.
Namun, upaya Jackie belum selesai. Dengan sengaja ia mengambil gunting yang biasa mereka pakai untuk memotong bungkus kokain.
Ketika Williams tergeletak dan sulit bernapas di lantai, ia menghunjamkannya dua kali ke dada Williams.
Foggie pun melakukan pembalasan yang terakhir. Ia membuka celana Williams dan menurunkannya sampai ke pergelangan kaki, kemudian memelorotkan celana dalamnya.
Beberapa saat kemudian hilanglah kelelakian Richard Williams.
Setelah itu masih tega juga Foggie mencari-cari dompet di celana Williams dan mengambil uangnya.
la juga melucuti cincin berlian dari tangan Williams dan mengambil kunci mobilnya. Baru kemudian ia mencuci tangannya yang berlumuran darah.
Jackie Foggie mengaku mengarahkan kembali mobil Williams ke apartemen tempat ia menggunakan kokain yang mendongkrak keberaniannya itu. Setelah beberapa jam beristirahat, ia mulai bisa berpikir lebih tenang.
Ia berpikir, semua barang bukti harus dilenyapkan.
Karena mobil Williams bisa membuka rahasianya, ia mengendarainya ke tempat terpencil, menyiramnya dengan bensin, lalu membakarnya. Jackie Foggie yang berusia 19 lahun itu didakwa sebagai pembunuh pada tanggal 17 Maret1986.
Dengan barang-barang bukti yang dikumpulkan oleh para detektif, pengakuan para saksi, dan pengakuan mengerikan yang diberikan Jackie sendiri, asisten jaksa penuntut umum George Valecich tahu apa yang harus dilakukannya.
Namun, dengan tumpukan perkara yang ada di pengadilan kota itu, dibutuhkan waktu dua tahun sebelum terdakwa berhadapan dengan jaksa.
Muncul perdebatan. Jackie tahu, ia memiliki kesempatan baik hidup di penjara akibat membunuh, melakukan mutilasi, pencurian, dan perusakan barang.
Jackie mengaku bersalah telah melakukan pembunuhan tanpa rencana. Pengakuan itu mengurangi kemungkinan ia dipenjarakan dalam waktu lama karena membunuh.
Pada 29 April 1988, Hakim Christy Berkos menjatuhi Jackie Foggie hukuman 15 tahun penjara.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR