Advertorial
Intisari-online.com - Ketika pada 22 Juni 1941, pasukan Nazi Jerman secara mendadak menyerbu Rusia (Operation Barbarorossa) malapetaka peperang segera melanda pasukan dan rakyat Rusia.
Pasukan Nazi yang menyerbu secara brutal berlomba membunuh pasukan Rusia yang terdesak terutama para perwira militer yang memiliki jabatan penting di Partai Komunis Rusia.
Warga sipil Rusia juga dengan mudah dihukum gantung Nazi karena dicurigai telah membantu pasukan Rusia (Tentara Merah).
Selama PD II sebanyak 70 juta warga Rusia tewas dan 26 juta di antaranya tewas di front Eropa Timur.
Oleh karena itu hingga saat ini Rusia begitu membenci Nazi dan selalu merayakan kemenangan perang atas Nazi setiap tahunnya (Victory Day) dengan menggelar parade militer secara besar-besaran.
Kebencian warga Rusia, khususnya Tentara Merah yang berhadapan langsung dengan kebrutalan pasukan Nazi selama PD II terjadi ketika pasukan Nazi mulai terpukul mundur dari Rusia pada Juni 1942.
Pasukan Rusia yang terus mendesak pasukan Nazi melakukan aksi balas dendam dengan cara membunuh setiap tentara Nazi yang ditangkap.
Kuburan-kuburan tentara Nazi yang gugur pada peperangan sebelumnya bahkan digali oleh pasukan-pasukan Rusia yang kalap.
Semua mayat pasukan Nazi dikeluarkan dan dimutilasi lalu dibakar habis hingga tak berbekas.
Rusia memang tidak mau ada pasukan Nazi yang dikubur di tanahnya karena para pasukan Nazi yang telah membuat sengsara rakyat Rusia di anggap tidak layak untuk ‘beristirahat dengan tenang di Rusia’.
Pasukan Nazi sebenarnya juga tahu jika pasukan Rusia sangat membecinya sehingga ketika Nazi makin terdesak dan harus menyerah, mereka berusaha keras menyerahkan diri kepada tentara AS dan sekutunya karena akan diperlakukan sesuai konvensi Jeneva.
BACA JUGA:Pasukan Nazi Jerman yang Garang dan Sangar Itu Ternyata Sangat Gemar Minum Fanta
Setiap pasukan Nazi yang tertangkap oleh pasukan Rusia biasanya akan langsung digantung di tempat di pohon-pohon atau pagar yang tinggi.
Atau kalau tidak dibunuh, para tentara Nazi yang ditawan akan dimasukkan ke kamp kerja paksa Rusia dan umumnya berakhir dengan kematian.
Rusia juga tidak mau mengidentifikasikan para tawanan perang Nazi yang dikuburkan karena mereka dianggap telah lenyap.
Intelijen Rusia, KGB sebenarnya pernah menyimpan tulang belulang pemimpin Nazi Adolf Hitler sebagai bukti bahwa Hitler memang tewas karena bunuh diri.
Tapi demi menghindari ‘kebangkitan’ Hitler malalui para simpatisannya, pada tahun 1970 KGB memutuskan untuk memusnahkan sisa-sisa tulang belulang Hitler.
Tujuannya agar pengaruh dan trauma akibat kekejaman pasukan Nazi serta idiologi yang dianut Hitler, musnah sama sekali dari bumi Rusia.
BACA JUGA:Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian