Intisari-Online.com - Harus diakui bahwa peranglah yang memunculkan helikopter mulai dari heli yang sederhana sampai heli tempur versi tercanggih yang sanggup bertempur di segala medan.
Didorong oleh kesadaran dan ambisi bahwa perang harus dimenangkan dengan segala cara, salah satunya melalui mesin perang yang terus diproduksi, lagi-lagi pihak Nazi Jermanlah yang menjadi pencetusnya.
Ketika Nazi Jerman berhasil mengembangkan jet tempur Me-262, Sekutu yang merasa sangat khawatir kemudian melancarkan operasi khusus untuk merampas Me-262 agar bisa dikembangkan menjadi jet tempur yang lebih modern.
Demikian pula ketika seorang profesoer Nazi Jerman, Profesor Heinrich Focke, yang pada tahun 1936 berhasil membuat helikopter Focke Wulf Fw 6, sekali lagi Sekutu kelabakan dan ingin sekali menculik heli tersebut untuk dikembangkan.
(Baca juga: Perang Enam Hari, Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel)
Sekutu akhirnya berhasil merampas sejumlah heli Fw 6 dan mengembangkannya. Nama-nama besar sebagai perancang heli pun bermunculan seperti Igor Sikorsky dan Artem I MiL.
Pasca Perang Dunia II dan kemudian disusul oleh Perang Korea, pemakaian helikopter di medan tempur menunjukkan manfaat yang sangat besar.
Ketika Perang Vietnam meletus, peran helikopter makin dominan baik sebagai helikopter transport maupun heli tempur.
Strategi tempur pasukan AS yang mengoperasikan heli tempur di Vietnam bahkan turut berubah.
Yaitu munculnya pasukan darat yang memiliki kemampuan para dan bantuan tembakan pasukan darat yang dilaksanakan satuan-satuan heli, kavaleri udara, ketika melamcarkan serangan ke posisi musuh.
Meskipun pada awalnya produksi helikopter cenderung didominasi oleh AS khususnya lewat produsen Bell Helicopter dan kemudian Rusia melalui produk heli Mil Helicopter Company, negara-negara lainnya juga tak mau ketinggalan.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR