Ingat! Beda Usia, Beda juga Jenis Olahraganya

Ilham Pradipta M.
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Beda Usia, Beda juga Jenis Olahraganya
Beda Usia, Beda juga Jenis Olahraganya

Intisari-Online.com - Olahraga memang meyehatkan, tapi dapat menjadi ancaman kalau tak awas melakukannya. Sebab bukan kasus baru kalau banyak yang harus kehilangan nyawa akibat kelelahan pasca melakukan aktivitas fisik yang berat. Gagal jantung biasanya yang jadi penghubung paling banyak antara olahraga dan kematian.

Agar olahraga tak membawa petaka, kita perlu memilih jenis olahraga yang tepat. Nah, faktor usia merupakan salah satu kunci penting dalam menentukan pilihan olahraga.

(Baca juga: Mau Jumlah Sperma Bertambah? Berolahragalah!)

1. Usia 20-an

Usia 20-an
Kategori ini sering dikatakan sebagai puncak metabolisme manusia. Di masa ini, seluruh fungsi tubuh kita bekerja dalam kapasitas optimal. Di usia ini juga atlet profesional yang menekuni olahraga dengan kadar stop and go yang tinggi, mencapai puncak kariernya.

Pilihan latihan: Apa pun pilihan jenis olahraganya, tak masalah. Baik olahraga high impact, low impact, maupun yang bersifat kompetitif sekalipun. Sebaiknya, pilihlah jenis olahraga yang kita sukai. Lalu berlatihlah sebaik mungkin agar terhindar dari inefisiensi saat berolahraga. Sesekali latihlah kelenturan otot dan sendi. Namun, jangan pula lupa melakukan peregangan dan pendinginan pasca latihan.

2. Usia 30-an

Usia 30-an
Usia ini paling rentan terhadap bahaya saat berolahraga. Sebab banyak dari kita menganggap kalau tubuh masih sebugar di usia 20-an. Padahal, fungsi organ tubuh telah banyak mengalami perubahan. Misalnya, bantalan antar ruas tulang punggung yang menunjukan gejala penipisan.

Pilihan latihan: Sebaiknya kita perlu lebih selektif dalam memilih olahraga di usia ini. Hingga usia pertengahan 30-an, kita masih boleh kok melakukan olahraga yang sifatnya kompetitif. Yang terpenting, kita perlu mengingat kapasitas tubuh dan mengurangi durasi waktu olahraga.

Alangkah lebih baik, tambahlah waktu untuk menekuni olahraga yang baik untuk sistem kardiovaskular. Seperti bersepeda, berlari di atas treadmill, atau berenang jarak menengah. Boleh juga untuk menekuni olahraga yang baik untuk tulang, seperti yoga, tai-chi, dan pilates.

(Baca juga: 4 Camilan Sehat Setelah Olahraga)

3. Usia 40-50an

Usia 40-50an
Di usia ini pilihan olahraga high impact atau bersifat kompetitif sudah tak memungkinkan. Hanya mereka dengan kebugaran fisik yang ekstra yang mampu melakukannya dengan baik. Sebaiknya, pilihlah olahraga yang tujuannya untuk menjaga semua fungsi tubuh dengan baik.

Pilihan olahraga: Yoga, tai-chi, pilates atau senam kebugaran, merupakan pilihan ideal untuk kategori di usia ini. Agar kesehatan kardiovaskular tetap prima, lakukanlah olahraga seperti bersepeda santai, berjalan kaki, atau berenang.

4. Usia di atas 60

Usia 40-50an
Yang ini perlu ekstra hati-hati. Aktivitas fisik sederhana dan tak berbahaya, seperti bejalan, masih bisa memberikan dampak buruk bila tak dilakukan dengan cermat. Sebab kondisi tulang dan sendi sudah sangat rentan dan perlu diperlakukan dengan hati-hati. Namun, memilih untuk tidak berjalan juga berbahaya.

Pilihan olahraga: Yoga merupakan contoh sederhana, tapi efektif untuk memberi stimulasi fisik bagi tubuh. Seorang pakar yoga dunia, B.K.S Iyengar, masih rutin berlatih yoga 2-3 jam sehari, pada usia 90 tahun. Hasilnya? Menurut penelitian medis, tubuhnya masih memiliki kemampuan yang mengagumkan. Paru-parunya masih berfungsi layaknya orang berusia 25 tahun. Semua organ tubuhnya berfungsi normal. Hebatnya lagi, ia tak memerlukan bantuan kacamata untuk melihat. Mengagumkan, bukan?

Artikel Terkait