"Jika perkawinan berantakan, yang penting adalah teman-teman yang mau membantu, mengerti, dan memberi semangat. Jika tidak ada mereka, Anda akan gila," tulis Charles.
Salah satu teman yang membantu, tak lain tak bukan adalah Camilla, yang praktis tak pernah intim lagi sejak Februari 1981, kecuali dalam pesta-pesta resmi.
Mereka sering saling telepon, bertemu di Highgrove, kadang kala ditemani kawan-kawan lain, kadangkala berduaan saja. Bara api cinta lama mereka kembali menyala liar melalui kencan-kencan rahasia.
"Saya tidak pernah mencintai Diana dan saya merasa harus mengawininya karena tekanan dari ayah," demikian pengakuan Charles.
Ayahnya, Pangeran Philip waktu itu "memaksa" Charles untuk mengambil keputusan ketika dia sedang berhubungan dengan Lady Diana Spencer. Demi kebaikan Diana waktu itu, ayahnya mengatakan Charles harus melamarnya atau kalau tidak mengakhiri hubungan itu.
Baca juga: Pangeran Charles Masa Kecilnya Kurang Bahagia Karena Sering Ditinggal oleh Orangtuanya
Charles waktu itu sebenarnya masih bimbang dan merasa itu adalah "ancaman".
Selain menekan Charles untuk menikahi Diana, Pangeran Philip juga mencampuri urusan percintaan Charles sebelumnya.
la pernah meminta Charles menghentikan sebuah affair karena takut akan menjadi skandal. Dia juga pernah meminta seorang gadis untuk menghilang demi kebaikan putranya.
"Jurang emosi, antara Pangeran Philip dan Charles susah sekali dijembatani," tulis Dimbleby. "Komuriikasi antara mereka hanya terbatas untuk memenuhi tuntutan masyarakat saja dan demi kelangsungan keluarga kerajaan".
Pertemuan antara Charles dan Diana dapat dikatakan sebagai suatu kebetulan belaka. Pertama kali mereka bertemu pada tahun 1977, di rumah keluarga Diana, di Althrop Park.
Ketika itu, Charles diundang oleh kakak perempuan Diana, Sarah yang kemudian menjadi pacar Charles. Kesan pertama Charles ketika bertemu Diana adalah gadis remaja yang ketika itu baru berusia 16 tahun tersebut "riang gembira, dan bersemangat", perilakunya tidak dibuat-buat, rileks, dan bersahabat.
Baca juga: Beginilah Cara Pangeran Charles Dididik Untuk Menjadi Raja Inggris
Dua tahun kemudian, setelah beberapa kali bertemu, Charles mulai berpikir serius kemungkinan menjadikan Diana sebagai teman hidupnya.
Nicholas Soames, seorang teman Charles, secara pribadi memberi saran bahwa pilihan Pangeran Philip ini tidak tepat. Ironisnya, Charles sendiri pernah mengatakan yang sama ketika adiknya, Putri Anne, menikah dengan Kapten Mark Philips.
Charles merasa mereka bukan pasangan yang cocok. Mereka kemudian memang bercerai.
Soames adalah satu dari beberapa teman yang memberi nasihat tentang "ketidaksepadanan", Charles dan Diana. Ruth Lady Fermoy, nenek Diana dan teman dekat Ibu Suri, menyetujui hubungan mereka ketika itu, tetapi dia kemudian mengatakan kepada Dimbleby, bahwa dia meragukan apakah mereka pasangan yang cocok.
Tetapi Lady Fermoy mengatakan kalaupun ketika itu dia memberi tahu Charles, barangkali dia juga tidak akan mengindahkan.
Baca juga: Misteri Perangko Putri Diana dan Pangeran Charles yang Bikin Heboh di Media Sosial
Keraguan bahwa Charles mencintai Diana juga dilihat dan dirasakan oleh Penney Romsey, istri cucu Mountbatten, Norton. Menurut Penney Romsey, Charles sedikit sekali kesamaannya dengan Diana, kecuali antusiasme mereka bila bertemu dalam berbagai acara.
Diana, menurut Penney Romsey, lebih jatuh cinta pada pikiran-pikiran Charles ketimbang pada pribadi Charles.
Sebenarnya, Charles tidak banyak mengetahui Diana yang ketika itu baru berusia 19 tahun, sebelum mereka bertunangan. Charles ketika itu sudah ditolak Amanda Knatchbull, putri Lord Mountbatten, dan merasa di bawah tekanan publik dan tekanan pribadi untuk segera mendapatkan istri.
Keraguan itu pun menjadi kenyataan. Tidak ada dasar yang kuat, yang menjadi penopang perkawinan mereka. Hubungan mereka, sudah menuju ke arah yang salah sebelum perkawinan terjadi.
(Dicukil oleh Trias Kuncahyono. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1997)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR