Advertorial

Pangeran Charles Masa Kecilnya Kurang Bahagia Karena Sering Ditinggal oleh Orangtuanya

K. Tatik Wardayati
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Sosoknya nyaris tenggelam di balik popularitas sang istri .Banyak pihak menudingnya sebagai penyebab kandasnya rumah tangga dan tersingkirnya Diana dari lingkaran monarki Inggris.

Tapi sedikit yang tahu, siapa dan bagaimana kehidupan Charles sesungguhnya.

Jonathan Dimbleby lewat bukunya The Prince of Wales, menggambarkan ayah dua anak ini secara lengkap lewat wawancara langsung atau mengorek data dari para staf, teman dekat serta meneliti lebih dari 10.000 surat-surat pribadi, arsip dan catatan harian Charles yang belum pernah dipublikasikan.

Minggu, 14 November1948, menjelang tengah malam terdengarlah tangis bayi menyeruak ke segenap ruangan Istana Buckingham, Inggris. Hanya dalam hitungan menit, polisi yang bertugas di depan pintu gerbang istana segera menyebarka nberita bahagia itu kepada lebih dari 3.000 orang yang berkumpul tempat itu.

Tak lama kemudian, terlihat sebuah mobil polisi meluncur cepat menuju ke Monumen Victoria, London, yang menjadi tempat berkumpul penduduk London untuk bercengkerama.

Baca juga: Beginilah Cara Pangeran Charles Dididik Untuk Menjadi Raja Inggris

Begitu tiba di Monumen Victoria, polisi segera menyebarkan kabar gembira itu lewat megafon, sama seperti yang terjadi di depan istana. Napas kegembiraan segera menyelimuti kawasan itu.

Kabar serupa juga segera dikirimkan ke seberang lautan, ke negara-negara jajahan dan negara anggota persemakmuran. Begitu berita itu diterima mereka mengibarkan bendera Union Jack sebagai lambang kegembiraan menyambut lahirnya pangeran kecil.

Lonceng-lonceng gereja di negara-negara jajahan dan persemakmuran pun berdentang memecah kesunyiana malam.

Kapal-kapal perang Kerajaan Inggris yang berserakan di pelbagai belahan dunia pun menyambut kelahiran pangeran kecil itu dengan membunyikan peluit mereka dan melepaskan tembakan meriam ke udara.

Tak lama kemudian muncul pengumuman kedua dari Istana Buckingham: pangeran kecil lahir dengan bobot 7 pon, 6 ons. Pengumuman mengenai berat pangeran kecil itu secara harfiah, kata demi kata.

Baca juga: Misteri Perangko Putri Diana dan Pangeran Charles yang Bikin Heboh di Media Sosial

Malahan Manchester Guardian, yang dikenal beraliran nonkonformis menuliskan, berat bayi itu "menurut para ginekolog hampir ideal bagi bayi laki-laki" dan meyakinkan kepada para pembacanya dengan menyatakan, "tiadanya buletin- sore yang menjelaskan mengenai kondisi Putri Elizabeth dan putranya merupakan sebuah isyarat bahwa semuanya beres."

Beberapa hari kemudian, pembicaraan masyarakat Inggris sudah beralih ke "tema baru", akan diberi nama siapakah pangeran kecil itu.

Sebulan kemudian, pertanyaan masyarakat itu terjawab ketika pangeran kecil yang kemudian diberi nama Charles Philip Arthur George itu dibaptis oleh Uskup Agung Canterbury di Palace Music Room, disaksikan oleh kedua orang tuanya, dan delapan wali baptisnya antara lain raja dan ratu Inggris saat itu.

Air untuk membaptis pangeran kecil itu secara khusus didatangkan dari Sungai Yordan.

Kurang kasih sayang

Dalam usia delapan bulan, Charles, praktis sudah hidup terpisah dari orang tuanya. Ibunya, Putri Elisabeth, ketika itu sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi ratu menggantikan ayahnya yang sudah sakit-sakitan.

Baca juga: Setelah Nikahi Pangeran Charles, Ini 'Harta Karun' yang Camilla Kumpulkan, Salah Satunya Mirip Milik Putri Diana

Sedangkan ayahnya, Pangeran Philip, masih bertugas sebagai perwira AL di mancanegara. Ketidakdekatan fisik ini, ditambah dengan pembawaan kedua orang tuanya yang "kaku", membuat Charles tumbuh sebagai anak para pengasuhnya, terutama Mabel Anderson.

Pada saat ulang tahun Charles yang kedua, Elizabeth terbang ke Malta bergabung dengan suaminya yang saat itu dipromosikan menjadi komandan fregat, sampai pesta Natal.

Charles sendiri dititipkan di rumah kakek dan neneknya di Sandringham yang sangat mencintai cucunya itu. "Charles begitu manis, berlari-lari di dalam kamar," tulis Raja George VI kepada putrinya, Elizabeth.

Untuk kedua kalinya, ketika Charles berulang tahun yang ketiga, kedua orang tuanya kembali tidak dapat mendampinginya. Mereka pergi ke Kanada sehingga Charles harus merayakan pesta ulang tahunnya bersama kakek-neneknya seperti sebelumnya.

Setelah Natal, barulah orang tuanya kembali sehingga mereka dapat berkumpul meski tidak lama.

Baca juga: Bukan Pangeran Charles, Melainkan Sosok Inilah yang 'Obati' Kesedihan Pangeran William Setelah Putri Diana Meninggal

Saat Elizabeth tengah mengadakan tur ke Afrika, Raja George VI meninggal dunia Rabu, 6 Februari 1952. Dua hari kemudian, Jumat, 8 Februari 1952, Putri Elizabeth Alexandra Mary dinobatkan menjadi ratu Inggris dengan gelar Elizabeth II.

Sementara Charles yang saat itu baru berusia tiga tahun lebih beberapa bulan, mendapat gelar Duke of Cornwall.

Sejak kecil sudah terlihat watak Charles yang pemalu, pasif, dan takut pada ayahnya. Itulah sebabnya Pangeran Philip kerap kali khawatir kalau si sulung berkembang menjadi anak penakut.

"Philip ingin membesarkan anak yang harus siap mengambil alih mahkota di dunia yang keras. Jelas sekali Charles bukan anak yang cengeng, tetapi ia sangat sensitif. Philip tidak menyadari sensitivitas itu," kata seorang teman dekat keluarga, yang menambahkan Philip sering mengolok-olok kelemahan Charles sampai anaknya itu menangis.

Suatu kali seorang teman keluarga kerajaan menuturkan, "Air mata Charles menetes di meja makan, disaksikan para tamu. Philip menganggap putranya agak penakut. Charles menyadarinya, dan itu sangat menyakitkan hatinya.

Baca juga: Pangeran Charles Punya Dukun Tempatnya Berkeluh Kesah, Siapa Orang Spesial Itu?

Apalagi sang ayah sangat galak. Philip pernah hampir mencekik leher anaknya.

Tidak salah jika hubungan Charles - Anderson semakin dekat sampai Charles dewasa, berkat komunikasi yang terbuka dan mudah antara keduanya. Sebaliknya, hubungan Charles dengan orang tuanya semata-mata didasari rasa cinta dan hormat.

Apalagi Pangeran Philip memang kurang berminat menjalin komunikasi lebih dekat lagi dengan anaknya. Yang juga makin menjauhkan Charles dengan ayahnya adalah kehadiran Putri Anne yang kuat dan tegar, yang dengan cepat menjadi "anak favorit".

Celakanya lagi, menurut kesaksian sejumlah teman kerajaan, Elizabeth tidak pernah mau ikut campur karena sudah menyerahkan soal domestik kepada suaminya.

Nampaknya, kecintaan Elizabeth dan Pangeran Philip kepada Charles itu hanya berdasarkan pada keinginan membentuk seorang pangeran yang setiap saat mesti siap menjadi raja baru.

Baca juga: Tak Hanya Biaya Nikah, Biaya Perceraian Pangeran Charles pun Mahal, Hampir Seratus Miliar!

Figur ayah bagi Charles didapat dari Paman Dick alias Lord Mountbatten, pahlawan yang dikaguminya sekaligus juga sangat mendominasi kehidupan pribadi para anggota keluarga kerajaan.

Mountbatten adalah orang yang berperan dalam menentukan pilihan bagi Charles untuk masuk AL, dan juga bersikap sebagai "lelaki Inggris" dalam menghadapi wanita.

Akibat terisolir dari kedua orang tuanya, Charles tumbuh sebagai remaja dan pemuda yang menyenangi akitivitas luar rumah, terutama bermain polo dan berburu.

Juli 1969 bertempat di istana Caernarvon, Charles dinobatkan menjadi Prince of Wales. Praktis di usianya yang masih relatif muda sederet gelar sudah disandangnya.

Selain Duke of Cornwall, juga Duke of Rothesay, Earl of Carrick, Lord of the Isles dan Baron of Renfrew, Great Steward of Scotland. Belakangan juga ditambah dengan julukan Knight Companion of the Most Noble Order of the Garter.

Sejak itulah, Charles mulai disibukkan jadwal padat aktivitas sosial. Julukannya yang terkenal di masa mudanya adalah "Action Man".(Dicukil oleh Trias Kuncahyono)

Baca juga:Apa Benar Penobatan Pangeran Charles Sebagai Raja Sangat Bergantung pada Putri Diana?

Artikel Terkait