Bermula disangka tukang kebunnya, tapi ternyata si tukang kebun hari itu tidak memakai baju merah. Atau perihal mimpi putrinya yang tak pemah diceritakan kepada sang dukun. Juga ada komentar seorang pria tak dikenal yang dijumpai ibu diplomat tersebut di sebuah pertemuan, “Saya tahu Anda tinggal di mana. Saya sering melewati rumah Anda dan melihat di atas atap ada seorang wanita kulit putih berambut pirang, Dergaun panjang, melambai-lambaikgn tangan.”
Pria itu dapat dengan tepat menjelaskan letak rumah dan desain rumah tinggal sang diplomat.
Kepalang basah, keluarga diplomat itu memutuskan untuk mengikuti Dermintaan sang dukun untuk menyelenggarakan seluruh upacara seamatan lengkap dengan syarat-syarat yang diminta. Yang aneh adalah ditemukannya sebuah keris di kebun belakang ketika dilakukan penggalian oleh sang dukun dan bapak diplomat. Padahal, sang dukun selama ini belum pemah memasuki kebun belakang.
Konon, setelah semua upacara dan doa-doa rumit itu dilaksanakan, jangguan tidak pemah muncul lagi.
Pada sebuah acara jamuan makan siang, sang ibu diplomat mengalami kisah tersebut pada tamu-tamunya dan mengatakan bahwa kementerian luar negeri negaranya bersedia mengganti semua ongkos kelamatan yang diadakan berikut jasa dukun. Ternyata ceritanya mengundang reaksi salah seorang tamu dari negeri Barat.
"Beruntung kalian datang dari sesama negara ASEAN. Soalnya, kementerian luar negera kalian mau mengerti permasalahannya. Seandainya kami yang memberikan laporan seperti itu tentang rumah kediaman kami, bisa-bisa kami dikirim ke rumah sakit jiwa, atau setidak-tidaknya diminta menjalani terapi psikologis."
Percaya atau tidak, belakangan baru terungkap bahwa sebelum keluarga diplomat itu, para penghuni terdahulu pun mengalami gangguan yang sama. Bahkan salah seorang yang pemah tinggal di rumah itu sampai menyempatkan diri menulis buku tentang ilmu gaib di Indonesia dan mempelajari hal itu lebih dalam gara-gara diganggu hantu. Pasalnya, tempat tidurnya pernah terangkat setinggi 1 m dari lantai waktu sedang lelap di tengah malam!
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR