Sewaktu berusaha mendarat payung Allen Pope yang berhasil bail out kemudian menyangkut di pohon kelapa di Pulau Tiga. Pope pun berusaha turun dari pohon kelapa yang cukup tinggi itu.
Tapi karena kurang mahir memanjat, ketika hendak turun dari pohon kelapa, Pope jatuh terhempas ke batu karang sehingga kakinya patah serta badannya luka-luka.
Sedangkan operator Radio Harry Rantung juga jatuh ke laut dan kemudian dapat berenang ke tepi. Tetapi kedua awak pesawat B-26 yang nahas itu akhirnya dapat ditangkap oleh patroli pasukan ALRI.
Sementara itu, saat dalam perjalanan terbang pulang menuju Lanud Liang usai menembak jatuh B-26 yang diterbangkan Pope, Dewanto tiba-tiba berpapasan dengan B-26 lainnya yang baru saja melaksanakan bombardemen di Ambon.
Mirip dengan para pilot Kamikaze yang bertempur dalam PD II, Dewanto langsung mengarahkan P-51 secara berhadap-hadapan,head to head, menuju B-26 yang juga dipiloti orang asing itu.
Duel udara secara berhadap-hadapan pun berlangsung sengit . Dengan berani Dewanto menghujani tembakan kearah B-26 yang diterbangkan pilot kulit putih bernama Cony tersebut menggunakan senapan mesin sampai peluru habis.
B-26 AUREV juga balas menembak menggunakan senapan mesinnya. Akibat dog fight sengit itu kedua pesawat sama-sama mengalami kerusakan tapi tidak jatuh.
Namun kemudian B-26 memilih kabur mengingat P-51 bukan merupakan tandingannya dalam dogfight. Dewanto sendiri memutuskan terus return to base (RTB) mengingat amunisinya juga sudah habis.
Sejak tertangkapnya Allen Pope yang membikin malu Pemerintah AS, kekuatan AUREV seperti telah lumpuh dan keunggulan udara di wilayah Indonesia Timur dikuasai AURI.
Pesawat-pesawat AUREV kemungkinan memang masih bisa menyerang dan diterbangkan oleh segelintir pilot yang membelot dari AURI.
Operasi-operasi pendaratan pasukan untuk menggempur Permesta pun mulai dilakukan di berbagai tempat oleh pasukan gabungan TNI.
Kendati satu B-26 AUREV sudah tertembak jatuh dan berhasil menurunkan moril tempur pasukan Permesta, masih perlu waktu yang panjang bagi pasukan RI untuk menaklukkan pasukan darat Permesta yang jumlahnya puluhan ribu personel melalui operasi gabungan ABRI (TNI).
Tapi berkat keunggulan udara yang berhasil diraih oleh AURI terutama peran dominan Mustang di udara, kekuatan pasukan Permesta akhirnya berhasil dihancurkan. (Agustinus)
Baca juga: Hanya Demi Uang, Anak-anak Ini Korbankan Orangtuanya untuk Dimakan Harimau
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR